Senin, 30 September 2013

September Ends



Sala senyum untuk semua yang setia membaca, entah itu siapa atau mungkin hanya aku sendiri yang setia menulis ini dan setia pula untuk membacanya. 30 September hari terkhir bulan September. Perlukah menyanyikan lagu Wake me up when september Ends, biar lebih berasa kelhilangannya. Entah kenapa Green Day menciptakan lagu itu. Dan memasang angka 30 September sebagai judulnya. 

Dan sekarang september akan berakhir banyak cerita rasanya yang perlu aku kisahkan karena tak mampu aku pendam sendiri. Cerita bahagia, menyebalkan, susah, sedih, menyakitkan, dan yang lainnyalah. Seperti saat pertama bertemu dalam area September, harapan selalu ada mungkin juga septemberteramat spesial sehingga harapan kupanjatkan saat itu. 

Entah mau mulai cerita dari mana. Pernahkah kalian berpikir, apa yang kamu rasakan saat itu, suatu saat akan kau buat orang lain itu merasakan. Mungkin bisa dibilang balas dendam. Tapi kita tidak pernah berniat berbuat seperti itu. Sepert saat ini. Aku selalu paling benci dengan orang PHP alias Pemberi Harapan Palsu, sangat sakit rasanya. Malu, campur aduk jadi satu. Kenapa aku tahu, karean dulu aku pernah merasakan itu. Sakit, benar-benar sakit. Setidak-tidaknya butuh waktu tiga bulan untuk menjadi terbiasa. Tapi sekarang, entah apa yang aku lakukan, tanpa aku sadari aku membuat sesuatu yang aku tak suka. PHP !!! tidak pernah sediktpun untuk memberi PHP. Namun nyatanya Wildan merasakan hal itu.

Rasa yang aku alami saat dulu, kini aku berikan rasa itu kepada orang lain. Entah apa yang harus kulakukan. Tidak pernah ada niat untuk menyakiti seseorang. Putus dengan wildan. Aku hanya tidak ingin rasanya padaku semakin terlampau jauh. Dan buatku mungkin lebih baik, namun dia menganggapnya berbeda. Tidak salah, tak ada yang perlu disalahkan semua terjadi begitu saja, dan itu terjadi tanpa melalui proses yang panjang. Urusan hati kadang memang tak pernah kit mengerti. Seperti kata Wildan, “aku gak tahu gimana caranya aku suka kamu, namun rasa ini adalah anugrah Tuhan yang udah aku terima”. Dan juga tak salah jika Wildan bisa memaafkanku. Karena aku juga saat dulu butuh waktu 3 bulan untu terbiasa.

Dan lepas dari cerita cintaku, yang tak pernah aku pikirkan akan menyakiti hati orang lain. Saat ini, ahhh bukan aku rasa saat itu. Bertemu dengan dia temannya temanku.untuk pertama kalinya. Selama aku berada di tempat ini, dialah orang yang membuat tawaku begitu lepas. Meskipun itu kali pertama kita bertemu, tapi ibarat kata kita sudah ada dalam satu frekuensi, saling mengerti. Hingga terlihat kita kenal sudah sejak setahun lalu. Bercerita dengannya teramat nyaman, aku mampu ngerti apa yang dia rasakan.

Namun nyatanya tak pernah ada orang-orang itu baik, sebelum kamu mengenalnya lebih jauh. Bersamanya aku merasa nyaman, namun semuanya selalu berbeda, enntah bagaimana endingny antara aku dengannya. Yang pasti aku merindukan dia saat pertama kali kita bertemu, tertawa bersamanya. Dan bercerita sebuah perjalanan kehidupan.

Mungkin benar, saat kamu jatuh cinta, kamu kehilangan 2 orang temanmu. Mungkin itu juga apa yang dia saat ini. Dia sedang PDKT dengan temanku. Dan dilanda kegalauan menyaksikan kedekatannya bersama dia atau merindukan saat tawaku dengannya ingin kuulang, namun tak pernah terealisasi. Ingin rasanya dia memberiku  kesempatan untuk bercerita, dan aku mendengarkan ceritanya seperti saat itu. Aku merindu, merindu saat itu. Dan aku benci, benci karena hal yang yak aku mengerti, tapi buatku itu wajar sajalah.

Wanita mudah suka pada laki-laki yang mampu membuatnya tertawa lepas. Aku tak berharap akan bersamanya, namun aku hanya ingin waktu-wakttu saat itu. 

Dan sekarang aku tutup cerita di september. Semoga akan ada cerita lagi.... entah seperti apa itu 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar