Sabtu, 12 Juli 2014

Stadion Gelora Bangkalan

Iseng-iseng sore jalan sama anak kos, kebetulan bak ila baru beli camera baru, pas deh foto-fotoan di Stadion Gelora Bangkalan.
Chek This Out :)












Secret Admirer !!

Selasa, 04 Maret 2014


           



Setiap jalan manusia tidak ada yang tahu. Termasuk aku, kamu, dia atau kalian. Namaku Nadofah calon mahasiswa baru Universitas Trunojoyo Madura, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prodi Ekonomi Pembangunan. Harusnya tahun lalu aku sudah menjadi Mahasiswa andai saja kesempatan itu datang padaku. Dan Malang mungkin akan menjadi rumah keduaku, dan Pendidikan Bimbingan Konseling mungkin akan menjadi makanan di kuliah setiap hari. Namun nyatanya inilah jalan yang Tuhan berikan kepadaku. Iya, Universitas negeri satu-satunya yang ada di Madura. Fakultas Ekonomi yang tak pernah terfikirkan olehku akan masuk fakultas ini. Karena orang disekitarku beranggapan bahwa aku akan menjadi tenaga pengajar alias Fakultas Pendidikan mungkin akan menjadi tujuanku. Dan prodi Ekonomi Pembangunan, entah alasan apa aku memilih prodi ini. Yang pasti setelah aku ingat-ingat dulu manakala aku ingin masuk di fakultas Ekonomi, management adalah pilihanku. Namun sekarang berubah, sesuatu yang tak pernah aku fikirkan terjadi.

            Termasuk dengan ini, lawan jenis. Entah alasan apa ternyata dia adalah seniorku di kampus. Teman twitterku yang tak sengaja aku kenal. Dan tak sengaja aku tahu bahwa dia ,memiliki nasib sama sepertiku. Lulusan tahun 2011, namun kuliah tahun 2012. Dia diterima di Universitas Negeri Malang kelas bahasa Inggris. Kerenkan masuk kelas bahasa Inggris. Hahaha.. namun dia memilih untuk tidak meneruskan kuliahnya, takut kalau kemampuannya tidak mampu mencapai itu. Akhirnya fakum sekolah untuk satu tahun. Kota Malang, nyaris sama meskipun beda Universitas. Waktu itu aku juga diterima di Universitas Kanjuruhan Malang, namun karena minimnya biaya. Karena orang tuaku harus menanggung sekolah adikku yang baru masuk SMA akhirnya harus ada yang mengalah. Yah.. aku juga fakum sekolah selama satu tahun. Dan kita nyatanya tak seberuntung dengan calon mahasiswa yang lain, yang diterima dari jalur SNMPTN maupun SBMPTN. Iya.. kita sama kita anak Mandiri lolos jalur Mandiri. Ngawet muda di kelas masing-masing

            Dan masa Ospek, dia adalah seniorku. Panitia Ospek Prodi, dia jadi LO atau Layanan Operasional jadi kemana-mana dia harus mengikuti kelompok yang menjadi tanggung jawabnya.
Itu kali pertama pada saat Ospek aku bertemu dengannya. Meskipun kenal lewat twitter sekian lama namun itu kali pertama kita bertemu. Namanya di panggil oleh panitia lain untuk mendampingi kelompok 3. Ah.. sayang bukan kelompokku. Yah biarlah.

            Kali pertama bertemu, dan kali pertama aku menyukainya.. ah ngomong suka aku tak terlalu suka dengan kata-kata itu. Namun entah kata apalagi yang dapat aku pilih untuk itu. 3 hari menjalani masa Ospek. 3 hari mataku tak bisa lepas untuk tidak memperhatikannya. Barangkali dia sudah sadar sejak saat Ospek, kalau aku sering memperhatikannya. Dan hingga saat ini aku masih memperhatikannya. Dan dia pasti merasakan hal itu. Dan hingga ospek selesai, menulis surat cinta pada panitia dan aku tujukan padanya. Hahaha.. gila !! diapun nyatanya biasa aja mendapatkan itu. Entah mungkin sejak saat itu dia mengerti kalau aku sering memperhatikannya. Walaupun kata-kataku pada surat itu “Senyum kakak keren, kalau udah dapat SIM aku nebeng ya..hahaha ” beegitulah kira-kira. Entah itu isinya surat cinta atau apa yang pasti amplop luarnya tertulis dari tinta warna merah sebagai pembeda antara surat untuk panitia yang dibenci dan panitia yang disuka.

            Hari-hari terus berganti. Kita terus berteman, mention di twitter. Seolah tak terjadi apa-apa, seoalah perasaan tak berubah. Hingga dia punya pacar, kemudian putus, dan punya pacar lagi. Dan tweet yang dulu aku tujukan padanya, tak pernah dia respon. Hahaha.. aku terlalu berharap dia akan mengerti. Dan itu juga aku tahu, dia hanya menganggapku teman. Dan mungkin lebih baik begitu. Karena andaikan cinta terus tumbuh, aku dan dia tak akan bisa seperti dulu. Meskipun dia tahu aku menyukainya.

            Dan akhirnya kita menemukan jalan cerita masing-masing aku punya pacar, dan dia punya pacar. Pacar yang aku kenal dari twitter. Dan pacarnya yang dia kenal juga dari twitter. Iri pada pacarnya, aku juga kenal dia dari twitter, kenapa justru dia yang menjadi pacarnya.

Entahlah… inilah jalan kita jalan yang tak selalu sama. Wildan anak Palembang datang untukku, menemuiku sebagai wujud keseriusannya padaku. Dia manusia langka memang, kalau aku survey ke seluruh teman-temanku, tak akan mereka menemui pacarnya menyeberang 2 selat lebih dari 1000 km mungkin. Palembang-Madura. Dialah laki-laki yang menganggapku sebagai wanita yang begitu special. Dialah yang membuatku percaya diri, bahwa aku tidak cantik fisik. Namun dia mampu melihat jauh daripada yang orang lain tahu. Dan jauh daripada yang aku tahu. Cintanya, tulusnya membuatnya dia begitu luar biasa, dan tak akan pernah aku temui orang seperti itu.

            Dan entah sukaku pada kakak keceku terus bertahan, bertahan sebagai screat admire memperhatikannya di kampus. Meskipun dia sadar dia selalu aku perhatikan. Dan terus bercanda kala bertemu agar semuanya tak semakin menjauh. Dan inilah kisah kita dengan jalannya masing-masing. Dia dengan pacarnya, dan aku dengan Wildan pacarku. Wildan laki-laki luar biasa yang pernah aku temui dan aku miliki.



Dan dia kakak keceku, kita sama-sama tahu. Dan kita pura-pura tidak tahu…… J