Minggu, 30 Juni 2013

Don’t Leave Me

                           
Waktu terus berputar sesuai dengan rotasinya, tak bisa dihentikan sekalipun badai datang merusak jam yang ada di dinding itu, kerena jam yang lain akan terus berputar. Siapa yang peduli pada sebuah jam dinding yang pecah karena dijatuhkan atau rusak termakan usia batreinya sendiri. Vero masih menatap langit yang basah karena hujan. Entah apa yang merasuk pikirannya hingga sedari tadi dia enggan beranjak dari jendela kamarnya. Memandang langit, memperhatikan setiap rintik hujan yang jatuh di genting rumahnya. Membasahi bunga, pohon yang tertanam indah di samping kamarnya.

                Wajah cantiknya berkali-kali terkena hempasan air hujan yang tak hentinya turun membahasahi pekarangan rumahnya. Berkali-kalipun dia melihat seisi kamarnya dan kembali membisu hujan yang belum berhenti. Soreitu dia hanya membisu, barangkali sudah tidak tahu apa yang harus dia katakan dan tidak tahu darimana memulai untuk berkata.

                Tatapan tajam matanya cukuplah menggambarkan isi hatinya. Namun siapa yang akan melihat, siapakah yang akan mengerti. Tidak ada satupun orang di dalam kamarnya kecuali dia seorang diri dengan segundahan kegundahan yang melanda dirinya.

                Vero kembali ke tempat belajarnya, mengambil sesuatu yang sudah menjadi bagian dari hidupnya. Benda ini kecil namun mampu menyimpan sejuta kisah sejuta kisah bersama orang-orang terkasihnya. Dan merebahkan tubuh di atas tempat tidunya dengan seprai motif kesukaannya warna biru muda.

                Terlihat di layar handphone Blackbarrynya waktu sudah menunjukkan jam 5 sore. Dan kini pandangan tajamnya tertuju pada layar handphone miliknya, berkali-kali Vero membersihkan layar handphone dengan tangannya meski tak lagi terlihat debu dilayarnya. Gambarnya kini nmpak semakain jelas, fotonya bersama kekasihnya Nando senantiasa menghiasi wallpaper handphonenya tanpa ada keinginan dia menggantinya meskipun keadaannya sudah berubah.

****

                “Yang, kamu ada dimana sekarang ?” tanya Vero diujung telfon
                “Aku masih di jalan nih Yang, kamu udah di GOR ?” jawab Nando
                “Iya, aku udah dari GOR dari tadi pertandingannya 10 menit lagi akan dimulai. Cepetan kamu kesini aku pengen kamu lihat final pertandingan basketku”
                “Iya sayang, bentar lagi aku nyampek. Masih kejebak macet disini”
                “Terserahlah pokoknya kamu harus datang dan ngasih semangat buat aku, kamu kan udah janji buat datang”
                “Iya sayang, aku usahain cepet nih. Yaudah aku lagi nyetir nih, pokoknya aku bakalan datang ke GOR buat kasih dukungan buat pacarku yang terbaik” kata Nando
                “Iyaudah, jangan lama-lama. Yaudah aku pemanasan dulu nih, da...” Jawab Vero seraya mematikan telponnya.

                Suara gemuruh semakin terdengar mana kala semua pemain bergerak ke lapangan untuk melakukan pemanasan. Pertandingan final kali ini mempertemukan antara SMA Kartika  Palembang dengan SMA Negeri 1 Palembang. Pertandingan ini cukuplah ditunggu-tunggu karena SMA Kartika yang beberapa bulan lalu memenangkan Event tahunan Piala Gubenur kini ditantang para pemain SMA Negeri 1 Palembang yang merupakan juara Djarum Arena tahun 2012 dan 2011.

                Pertarungan demi mempertahankan gengsi ini cukup banyak mengundang penonton menyaksikan final Event Basket Ball yang cukup bergengsi di Indonesia ini. Semua supporter yang notaben adalah para siswa SMA Kartika dan SMA Negeri 1 Palembang menambah semarak di dalam pertandingan dengan yel-yel kebanggaan mereka.

                Terlihat Vero mengenakan nomor punggung 10 bersiap-siap untuk meraih bola pertama. Mengenakan kaos team kebangaan SMA Kartika berwarna Merah Putih bersama teman-teman teamnya yang lain.

                Dan kini bola sudah wasit lemparkan, sehingga sontak membuat para penonton bergemuruh saat itu juga. Dimulai dari penyerangan SMA Negeri 1 Palembang yang unggul terlebih dahulu mencetak point. Di pinggir lapanan masing-masing coach memberikan instruksi kepada anak didiknya. Di belakangnya para pemain pengganti berharap-harap cemas agar teamnya mampu kembali meraih point.

                Pertarungan antara 2 team berlangsung sangat sengit berkali kali-kali para pemain tak hentinya melakukan penyerangan ke pertahanan lawan.

                “Yeaaaahhhhhhhhhhhhh.....!!!!!!” Sontak penonton bersorak manakalan Vero sang captain SMA Kartika berhasil meraih three point.

                “Go Vero, Go Vero,Go... !!!!” Teriak para supporter SMA Kartika.

“Prittttttttt...... Prittttttt.... Priiiiiiittttttt.. “ Wasit meniup peluit, dan pertandinganpun berakhir dengan skor 26-22.

Para pemain SMA Kartika bersorak ke tengah lapangan menikmati kemenangan mereka hari itu. Dan tak kalah dengan supporter SMA Kartika yang sedari tadi meneriakkan nama sekolah mereka. Dan kini SMA Kartika kembali penunjukkan keganasannya setelah mengalahkan juara bertahan Djarum Arena 2x berturut-turut yakni SMA Negeri 1 Palembang.

Para pemain SMA Kartika kini akan berbangga hati dengan raihan prestasi yang cukup gemilang tahun in di bidang basket setelah sekian lama tidak mampu meberika prestasi dibidang ini.

Para pemain kini bergerak menuju bus sekolah yang akan mengantarkan mereka ke rumah mereka masih-masing. Terlihat Vero mulai gelisah sedari tadi dia tidak melihat pacarnya Nando. Meskipun berkali-kali dia tanyakan pada teman-temannya. Mereka juga tidak melihatnya.

Hujan mulai turun para pemain SMA Kartika bergerak cepat masuk ke dalam Bus agar tidak semakin lama terjebak hujan. Vero memperhatikanhujan yang jatuh dari luar kaca jendela bus. Teman-temannya yang lain tampak bersorak gembira menikmati kemenangan mereka. Pesan BBM satu persatu masuk memberikan ucapan selamat kepada Vero. Namun pesan BBM yang sangat dia tunggu tak kunjung ada, dari Nando kekasihnya dan berkali-kali pula dia tak bisa menghubunginya.

****

                Tak ada kabar juga dari Nando hingga waktu menunjukkan jam 5 sore. Menambah kegundahan dan kekesalan Vero pada Nando.
               “Halo Ver, kamu ada dimana ?” tanya kakaknya
                “Aku di kamar kak, kenapa ?” jawabnya malas
                “Nando kecelakaan, sekarang dia ada di rumah sakit”
                “Apah kak, Nando kecelakaan?” tanya Vero meyakinkan dan seketika itu juga tubuhnya gemetar tanpa bisa di kontrol.

                Segera dia berlari keluar kamar, dan mengambil kunci motor yang tergantung di dekat pintu kamarnya. Wajahnya panik khawatir akan terjadi sesuatu pada pacarnya saat itu.

                Sendiri Vero mengendarai motor maticnya seorang diri menuju rumah sakit biarpun gerimis masih menyelimuti kota Palembang saat itu. Dengan air mata yang mendera Vero terus melaju menerjang hujan yang mulai membasahi seluruh tubuhnya.

                Dilihat kakaknya Andi sudah berada di rumah sakit bersama keluarga Nando. Vero bergerak perlahan masuk meuju ruang perawatan menyaksikan pacarnya tergeletak tak berdaya di atas tempat tidur.
                “Beb... kamu gak papa ?” tanya Vero melihat kondisi Nando dibalut perban.

                “Aku gak papa kok sayang, maaf ya sayang aku gak nepatin janjiku buat lihat pertandingan final kamu”

                “Gak papa kok, yang penting kamu jangan sampai kaya’ gini lagi” kata Vero tak bisa mebahan air matanya.

                “Loh, kamu kok nangis, aku udah gak papa kok beneran tadi cuman keserempet aja, gara-gara jalanan licin. Tapi udah gak papa sekarang. Selamat ya sayang akhirnya impian kamu buat menang tercapai” kata Nando seraya mencium kening orang terkasihnya.

                “Makasih ya sayang, ini juga berkat support kamu, biar aku terus semangat latihan”

                “Iya, sama-sama dimana ada usaha disitu pasti ada jalan kan” kata nando

                “Iya, mulai jadi pepatah dadakan nih” goda Vero

               “Yang, temenin aku malam ini ya” pinta Nando

                “Iya, sayang aku bakalan jagain kamu malam ini kok” jawab Vero sambil melempar senyum pada Nando.

                “Yang, bentar ya.. aku ganti baju dulu, basah nih gara-gara kehujanan”

                “Loh, kamu hujan-hujanan kesini yang, yaudah deh jangan lama-lama ya”

                “Iya sayang, takut banget aku tinggal”

                “Hehehe.. kamu juga gitu kan”

                Malam terus menyelimuti kota Pelembang kota yang memiliki sejuta kisah dan kenangan didalamnya. Tak jauh berbeda dengan kota besar yang lain yang ramai dan panas. Dilihat Vero, Nando sudah tertidur nyenyak mungkin terlalu lama dia menunggu hingga Nando tertidur pulas. Vero bergerak disamping tubuh Nando dan meletakkan kepalnya diatas kasur Nando. Hingga akhirnya Vero tertidur di samping nando.

                Kini Nando terbangun dari istirahatnya malam itu, dilihatnya Vero masih tertidur pulas disampingnya.

                “Happy Birhtday to you....
Happy Birthday to You,
Happy Birthday,
Happy Birthday, Happy Birhtday Vero..”

                Vero sedikit demi sedikit mulai membuka matanya dan melihat orang yang ada di dekatnya telah bangun bersama gitar yang ada dipangkuannya

                “Happy Birthday ya sayang, Wish You can be better than before, keinginannya tercapai, makin pintar, sukses terus, sehat and will be the last for me” kata Nando mengucapkan dengan pelan.

                Vero masih tak mampu berkata apa-apa atas apa yang terjadi malam ini.

                “Thank you so much my dear, you’re the best, kamu anugerah terindah Tuhan buat aku, I love you please Don’t leave me” Jawab Vero

                “ I Love you too sayang”

                Kini kembali kedua insan manusia itu bernyanyi bersama merayakan Ulang tahun Vero ke 18 tahun. Dalam hubungan selalu ada ombak yang akan mampu menghempas kekuatan cinta. Namun kekuatan cinta sesungguhnya akan mampu meredam ombak yang datang silih berganti. Sayangilah orang yang ada di sampingmu seperti kamu menyayangi dirimu sendiri. Karena kebaikan tidak akan berkhianat.

               

               
                               

                                

Rabu, 26 Juni 2013

Gol M.Roby

26 Juni 2013 at Stadion Segiri Samarinda

                Pertandingan lanjutan liga Indonesia kembali di gelar, kali ini mempertemukan anatara tuan rumah Persisam Samarinda dengan Persepam Madura. Yah, madura club yang berasal pulauku. Mataram Madura Tanah Garam. Namun kebanyakan orang malah menyebutnya sebagai Pulau Sate Madura, lebih banyak menanyakan sate ketimbang garam. Hahaha.. J

                Cukup sulit sepertinya meladeni penyerangan Persisam terlebih mereka akan bermain sebagai tuan rumah dengan supporter yang bisa dibilang cukup berisik alias cukup banyak di Indonesia. Mereka selalu memenuhi stadion setiap pertandingan yang dialakukan persisam meskipun bisa dikatakan tribun ekonomi adalah yang termahal di semua stadion. Namun loyalitas mereka tak perlu diragukan dalam mendukung team kebanggaan mereka.

                Dan entah harus mendukung yang mana, club yang menaungi pemain favoriteku M.Roby atau mendukung club dari daerah asalku. Namun yang pasti siapa yang menang adalah club yang terbaik. Dan makin baik lagi kalau bang Roby adalah yang mencetak gol. Namun seperti sesuatu yang amat mustahil karena posisi bang Roby yang adalah pemain back jarang sekali melakukan penyerangan sampai menjebol gawang lawan. Mungkin saja itu terjadi namun bang Roby lebih sering menjaga pertahanan daripada berambisi menjadi seorang pencetak gol. Wihhh... keren amet si abang J

                Dan hari ini kick off babak pertama kembali mempertemukan persisam dengan persepam. Terlihat bang Roby berada di barisan paling depan dengan tanda captain yang melekat pada lengannya. Kembali dia dipercaya memimpin team dala pertandingan hari ini. Haduhh... pesonya tetap tak berubah saat pertama aku menyukainya dan pertama kali bertemu dengannya. Tetap keren si abang.

                Pertandingan babak pertama berlangsung dengan gol pertama dari Radiyansyah  pemain muda persisam yang menjebol gawang persepam di menit ke14 dan tak lama kemudian dibalas oleh tendangan bebas dari Rossy. Mantap benar pemapilan dari Rossy Nophrianis di beberapa petandingan terakhir ini. Hingga akhirnya hingga babak pertama selesai skor tetap tak berubah 1-1 untu persisam dan persepam.

                Dan di babak ke 2 para pemain persisam terlihat lebih menekan persepam banyak peluang yang diciptakan oleh pemain persisam namun belum mebuahkan hasil. Hingga pada akhirnya bola jatuh di kaki M.Roby yang terus melakukan penyerangan hingga ke kotak finalti persepam dan terlihat ada 4 pemain persepam yang sudah bersiap menghadang bang Roby... namun akhirnya, GOOLLLL tendangan dari sang captain menjebol gawang Galih Firmansyah. Sang captain membuat stadion bergemuruh atas tendangannya yang membuat surprise seisi stadion termasuk aku dan para M.Roby lovers. Gol bang Roby membuat para pemain persisam kembali berada di atas awan mereka kembali menyerang hingga pertandingan berakhir GK Persepam harus memungut 4 gol dar gawangnya sendiri.


                Dan inilah pertandingan harus ada yang menang dan kalah, dan hari ini Persisam mebuktikan ketangguhannya. Dan Persepam harus mengakui itu.  Tapi gol bang Roby benar-benar keren banget !!!!!! 

Makin cinta sama abang :) 

Minggu, 23 Juni 2013

SBMPTN 2013

Selesai sudah perjuangan untuk mengisi soal-soal dalam Ujian SBMPTN tahun ini. 18, 19 Juni 2013 berjuang untuk itu semoga hasil yang dicapai sesuai dengan harapan. Ada di rumah kontrakan membuatku lumayan betah terlebih dengan penghuni rumah yang asik, baik, dan menganggapku sebagai seorang adik dan teman bukan seorang tamu yang umumnya dibuat merasa canggung.

Terbersit keinginan saat melihat peserta SBMPTN datang bersama orang tuanya, terlebih bersama ibu mereka. Bukan karena aku yang ingin terlihat seperti anak mami yang kemana-mana selalu ditemani. Namun terlebih pada doa restu orang tua terlebih ibu yang tahu bagaimana usaha anaknya saat sudah memasuki ruang ujian. Tentulah pastinya ibu akan mendoakan sepanjang anaknya mengikuti ujian.

Namun patutlah aku bersyukur saat Alexander Graham Bell  menemukan telepon sebelum berangkat melalui ponsel adikku aku menelpon ibuku. Ada rasa yang beda, mungkin rasanya itu pertama akali aku menelpon ibuku sepanjang usiaku yang lebih dari 18 tahun. Restu ibu bagiku memang adalah yang terpenting terutama saat menjalani ujian seperti ini.

Sudah menjadi kebiasaan sejak SMA sebelum mulai ujian pasti minta doa ibu, dan sekarang menular kepada adikku. Memang doa ibu sekali-kali jangan pernah dianggap remeh. Memang benar restu ibu juga adalah restu Allah. Ada saja jalan kemudahan yang Allah kasih kalau sudah ibu merestui dengan setulus hati.
Jadi buat teman-teman, mulailah kebiasaan cium tangan orang tua sebelum berangkat, minta doa dan restu orang tua terutama ibu. Namun saat ibu dan bapak tidak merstui pasti akan ada saja halangan meskipun itu sudah kita persiapkan dengan baik.


At last semoga usahaku agar dapat kuliah tahun ini di Perguruan Tinggi Negeri mebuahkan hasil . Setelah setahun lalu gagal kuliah karena tidak mendapat restu orang tuaku. Padahal sudah diterima. Sedih sih iya, cuman inilah yang terbaik. Believe it J