Rabu, 05 Desember 2012

Kisah dari Lapangan Basket


                Tak ada kisah tentang cinta yang bisa kita tahu kapan datangnya, kepada siapa dia berlabuh, dan siapa saja yang mampu dia satukan dalam sebuah ikatan cinta. Cinta tak selalu antara dua insan yang berbeda, tak harus selalu harus diucapkan dalam sebuah kalimant yang sudah tidak asing lagi bagi kita “Aku Cinta Kamu”.
                Pagi itu matahari sudah keluar dari peristirahatannya. Tampak cahaya yang setiap pagi mengiringi setiap langkah manusia dalam mengukir kisah hidupnya, ataupun kisah cintanya yang tak pernah bisa orang ketahui apakah kisah sedih atau kisah bahagia. Seperti pepatah mengatakan “Kemarin adalah kenangan, hari ini adalah impian”. Saat bangun dari tidur seseorang akan selalu berharap semoga hari ini menyenangkan, membahagiakan, dan tidak menyisahkan sebuah kesedihan.
                Ella belum keluar dari kamarnya, jam di dinding sudah hampir menunjukkan jam 6 pagi. Semua anggota keluarganya sudah mulai membereskan perlengkapannya masing-masing untuk menjalankan aktivitasnya pagi ini. Ella biasa bangun pagi dan biasa juga keluar kamar paling akhir. Dia masih berpacu pada pensil warna dan buku gambar yang ada di depannya. Entah berapa lama dia bersatu dengan imajinasinya, menuangkan dalam sebuah gambar sketsa wajah, komik, kartun, atau design baju.
               “Kring…. Kring… Kring” suara alarm yag berada di atas mejanya sudah mulai bordering. Dilihat waktu sudah menunjukkan jam 06.10 segera dia mulai mengenakan seragam batik SMAnya yang menjadi melambangkan identitas sekolahnya. Ella mulai memasukkan buku pelajaran, pensil warnanya, buku gambarnya, serta kaos team basketnya ke dalam tas ranselnya yang berwana coklat muda tanpa kombinasi warna lain. 
              “Ma… Nanti aku ada sparing di SMK Kartika doain Ella ya” pintanya pada mamanya saat semua keluarganya berada di meja makan untuk sarapan pagi
               “Iya, mama doakan El, jam berapa ?”
               “Jam 8 ma…”
               “Halah… Kak Ella orangnya tinggi gak sampe’ 1,5 meter ikut main basket mang bisa masukin bola ke ring basket” goda Rony adikknya yang masih kelas 2 SMP
               “Yehh.. ngeremehin gue lho Ron kecil-kecil gini aku play maker” jawabnya sampil memelet pada adik satu-satunya itu
               “Hahaha… paling pelatihnya kasihan liat kamu kondisi kakak yang pasti jadi pemain paling kecil”
               “Sudah.. sudah makan dulu nanti keburu siang “ kata ayahnya
****

                Ella Meydasha seorang gadis kecil yang lahir di awal bulan mei dengan impian besarnya menjadi seorang pemain basket yang handal. Ella bisa dibilang gadis yang gak mau menyerah pada keadaan, banyak orang selalu menganggapnya remeh dengan postur tubuhnya yang seperti kata adikknya katakan tidak sampai 150 cm. Terutama untuk seumuran kelas 2 SMA. Namun baginya tidak akan ada perkembangan jika hanya memikirkan omongan orang. Orang-orang yang hanya mengejeknya adalah sebagai penghancur mimpinya. Dan Ella tidak mau impiannya hancur hanya karena omongan orang. 
                Sebelum berangkat ke SMK Kartika semua pemain berkumpul di lapangan basket sekolah untuk mematangkan strategi yang akan digerakkan saat pertandingan nanti. Semua pemain sudah bersiap di lapangan basket siap mendengarkan instruksi dari pelatih.
             “El, nanti kamu jadi kapten team, karena Irina sekarang sedang sakit jadi dia tidak bisa ikut sparing hari ini. Kamu siap ?” Tanya Pak Arya yang sudah menjadi pelatih tetap team Basket SMA 4 Bangkalan.
             “Iya pak Siap !” Jawabnya dengan tegas.
           “Yasudah sebelum berangkat kita berdoa bersama-sama dulu. Berdoa menurut keyakinan masing-masing …. berdoa mulai” perintah Pak Arya
               Segera para pemain SMA 4 Bangkalan mulai melaju menuju tempat pertandingan. Tak kurang dari 15 menit semua pemain sudah tiba di SMk Kartika. Dan semua  pemain SMK Kartika sudah melakukan pemananasan. Beberapa siswa yang memiliki jam kosong tampak berada tak jauh dari tempat pertandingan untuk memberikan dukungan. Bukan rahasia lagi kalau siswa SMK Kartika adalah supporter yang loyal dalam memberi dukungan pada teamnya kebanggaanya. Dalam pertandingan basket yang diadakan oleh Pemerintah Daerah tahun lalu hampir separuh tribun diisi oleh supporter SMK Kartika meskipun hasil akhirnya SMK Kartika kalah dengan SMA St. Louis
                “Kartika , Go.. Go.. Kartika” suara supporter mulai terdengar saat permainan sudah dimulai.
               Tampakknya pemain SMA 4 mulai minder dengan kondisi supporter yang begitu antusias memberi dukungan pada SMK kartika.
              “Ye…. Ye… Ye… “ Suara kembali bergemuruh saat pemain SMK Kartika melakukan Three Point Shutout
                Ella terus memacu semangat teman-temannya untuk bisa mencetak point. “Ayo teman-teman gak usah dengerin omongan supporter” katanya pada seluruh pemain SMA 4.
                “Priiiiiiitttt… Priiiiiiiittttt….. “ pertandingan berakhir skor dengan 20-11 yang dimenangkan oleh SMK Kartika. 
                Semua pemain bergerak menuju keluar garis lapangan basket, semua pemain, maupun supporter SMK Kartika bersorak sorai menyaksikan kemenangan team basketnya.
                “Pak… Maafin Ella ya, gak bisa kasih kemenangan buat team”
               “Gak papa El, kamu udah bisa nyumbang 5 point itu udah bagus, apalagi kamu sudah menjalankan tugasmu sebagai kapten dengan baik” kata Pak Arya menenangkan anak asuhnya saat pertandingan sudah selesai.
                Akhirnya semua team basket putri bersalaman seusai pertandingan selesai sikap srortif harus terjalin di luar maupun di dalam lapangan, sebelum ataupun sesudah pertandingan berlangsung. Dan kini pertandingan antara team putra sudah bersiap-siap dijalankan.
                “Bak Sara… tahu toilet dimana gak ?” tanya Ella yang sudah mulai kebelet.
                “Itu ada di dekatnya lab komputer El” Jawabnya
                “Anterin aku yuk.. kebelet nih..”
                “Wah.. gak bisa seru nih pertandingannya” katanya saat menyaksikan pertandingan team cowok
                Dilihatnya semua pemain asyik menonton pertandingan. Dan akhirnya Ella berangkay sendirian ke toilet. Dia mulai mencari tulisan Lab Komputer yang ditunjukkan Bak Sara.
                “Nah… Ini dia Lab Komputernya “
                Segera dia berlari untuk cepat sampai di toilet. 
                “Brukkkkk !!!!” Ella menabrak seseorang yang ada di depannya
                “Eh.. Lho jalan gak lihat-lihat ya…” kata seseorang laki-laki yang Ella tabrak
                “Iya… maaf-maaf aku lagi buru-buru mau ke toilet”
                “Kalau toilet cewe itu belok kiri bukan belok kanan”
                “Haaah… “ Dilihatnya papan penunjuk yang ada di atas kepalanya memang benar kalau toilet cewe ada di sebelah kiri lab computer.
                Segera Ella berlari menuju toilet untuk segera mengeluarkan hasil ekskresi yang sudah banyak tertampung di kantong kemihnya. Laki-laki itu sudah bergabung kembali dengan teman-temannya. Dan saat Ella sudah selesai dari toilet pertandingan sudah tinggal 5 menit lagi dan kali ini SMA 4 Bangkalan juga kalah dengan selisih 20 point. Akhirnya pihak tuan rumah mampu memberi tontonan pada para supporternya.
****

                “Dummm… Dummmm… Dummm” suara pantulan bola basket terdengar tak ada hentinya. Entah berapa lama dia bermain hingga air yang sudah dibawanya hampir habis. Ella menyesali kesalahannya karena tidak mampu memberikan kemenangan bagi teamnya.
                Dia duduk di bawah ring basket dengan nafas yang saling berburu. Ella diam dalam pandangan kosongnya, detak jantungnya terdengar begitu cepat, terlihat bahwa baru saja dia sudah berkali kali memantulkan bola dan memasukkannya ke dalam ring
                “Latihan terlalu keras itu gak baik” kata seseorang yang berada disampingnya sambil memberinya sebotol air mineral.
                “Kamu” tanya Ella terkejut pada orang yang ada di depannya.
                “Nih minum… berlama-lama bermain dengan bola pasti capek”
                “Ngapain kamu disini, kamu cowo yang aku tabrak tadi pagi kan ?”
                “Iya… aku Ricky, kamu siapa ?”
                “Aku Ella”
              “Emmmhh… kamu lumayan bisa main basket, tapi satu yang tidak boleh kamu lupakan saat bermain basket” katanya seperti seorang yang sudah berpengalaman dalam dunia basket
                “Maksud kamu ?”
                “Semua permainan itu harus dilakukan dengan hati. Kamu gak boleh sekali-kalipun bermain basket dalam keadaan marah, karena itu hanya membuat kamu menjadi dipermainkan oleh basket itu sendiri. bukan kamu malah yang memainkkannya. Memasukkan bola kedalam ring basket bukan hanya soal keberuntungan tapi juga skill pemain, dan kondisi pemain. Kalau pemainnya udah gak bisa control dirinya bola juga susah buat masuk. Permainan kamu tadi bagus, tapi aku kira kamu bakalan bisa masukin bola lebih banyak lagi kalau kamu bisa tahan emosi kamu dan tidak terpancing dengan kondisi di dalam atau di luar lapangan. Ngerti kan ?”
                “Lho kok tahu semua tentang basket, kamu pemain basket juga ?”
                “Menurut lho, dengan kondisi kaki gue yang kaya’ gini, mungkin gak jadi pemain basket? Yaudah ayuk mulai  latihan lagi, udah selesai kan ngos-ngosannya”
                Ella mulai memantulkan bola basketnya di atas lapangan, kali ini dia bermain dengan hati dan cintanya pada basket dengan bantuan Ricky yang berada di pinggir lapangan.
                “Ingat El, anggap ring basket adalah impian kamu yang ingin kamu raih. Gunakan hati kamu saat bermain basket” teriaknya Ricky pada Ella
                Ricky seolah memberi angin segar bagi permainan basket. Ella yang selalu tidak sabaran kala dia tidak kunjung memberi point bagi teamnya, karena perannya sebagai play maker. Teringat dahulu dia mendapat Foult sehingga dia tidak bisa mengikuti pertandingan sampai akhir. Ricky tersenyum saat Ella mulai sedikit demi sedikit bisa memasukkan bola pada ring.
****

                “Hai El, udah makin pinter nih main basket sekarang “ godanya saat dia tiba di lapangan basket menyaksikan Ella bermain basket.
                “Lho kok tahu gue ada disini ky ? Padahal aku jarang main disini” jawab Ella
                “Ya.. feeling aja sih, lagi pula aku sering jalan-jalan menjelang sore disini”
                “Ky… tanding sama aku yok” pinta Ella
                “Gue gak bisa El, lho gak lihat kaki gue ?” katanya sambil menunjuk kakinya yang pincang
                “Iya gue tahu, sampai kapan kamu bakalan lari dari basket. Ricky Arfian pemain basket terbaik tahun 2010 yang ngebawa SMK Kartika Juara 1 di Event Basket Ball Tingkat SMA. Dan sayangnya pemain terbaik itu kecelakaan saat akan menghadapi pertandingan dan sekarang sedikitpun dia tidak pernah menyentuh basket. Dan sialnya aku baru tahu kalau nama yang sering aku dengar permainan terbaikknya adalah orang yang ada di depanku.
“Pernahkah kamu mendengar kisah John Stephen Akhwari seorang pelari marathon yang memasuki finish terakhir di Olympic Stadium, Mexico City dalam rangka Summer Olympic tahun 1968. Jhon yang sebelumnya, pada awal perlombaan marathon tersebut mengalami tabrakan fatal dengan pelari lari. Ia diminta berhenti karena lukanya yang cukup parah dan berceceran darah. Namun ia tidak mau, ia tetap berlari menuju garis akhir finish. Karena dia bilang Negaranya tidak mengirim 7000 mil ke mexico untuk memulai pertandingan, mereka mengirimnya untuk menyelesaikan pertandingan”
“Tidakkah kamu ingin seperti John Stephen yang tidak mudah menyerah untuk terus berlari hingga finish, tidak peduli bagaimana hasil akhirnya dia menang atau tidak yang pasti dia sudah menyelesaikan tugasnya untuk negara”.
“Mungkin saat kamu berhenti dari team basket, kamu pikir masih banyak yang akan menggantikanmu. Selain kamu membuat Kartika kehilangan pemain terbaiknya, kamu juga menyiksa hatimu sendiri yang sudah susah payah membangun mimpimu menjadi pemain baskt yang berbakat, dan semuanya kamu kubur dalam-dalam padahal kamu masih. Tidakkah kamu merasa tersiksa dengan menyembunyikan mimpimu”
“Kamu tahu El, kamu salah aku tidak pernah bermimpi menjadi pemain basket” jaawab Ricky
“Oh iya, kalau gitu tatap aku dan jelaskan” desak Ella
“Sudah malam aku balik duluan, kamu juga” jawabnya seraya meninggalkan Ella di lapngan basket.
****

                Sudah 3 bulan lebih Ricky tak pernah lagi menemui Ella di lapangan basket seperti sebelumnya. Padahal Ella sangat membutuhka Ricky sekedar untuk memberinya semangat dan mengingatkannya bahwa saat bermain haruslah dalam keadaan senang seperti sebelumnya yang pernah dilakukan. Dan sebentar lagi Ella akan mengikuti pertandingan basket antar SMA/SMK di kotanya yang sudah digelar tiap tahunnya.
****

                Pertandingan putra pertama antara SMK Kartika Vs SMA Lucas. Ella sudah berada di tempat duduk penonton  menyaksikan pertandingan pertama dengan teman-teman basket sekolahnya. Di sisi tribun barat sudah diisi hampir semua SMK Kartika yang sudah terkenal dengan loyalitasnya.
                “Kartika... go..go kartika.... kartika menang.. kartika Yes !” teriak para supporter bersamaan. Sungguh ramai sekali akibat aksi dari supporter SMK kartika. Suasana makin riuh saat para pemain mulai memasuki lapangan.
                “Wah.. itu siapa pemain Kartika yang kakinya pincang ?” Tanya Irina
                “Mana ?” tanyaku kaget karena baru saja membalas pesan singkat dari adiknya Rony. Segera Ella clingak-clinguk mencari orang yang dimaksu Irina
                “Ricky?” kataku kaget saat melihat Ricky mulai mengenakan kaos team basket lagi dan memasuki lapangan basket lagi.
                “Oh iya, itu Ricky yang 2 tahun lalu jadi pemain terbaik itu ya”
                Segera Ella berdiri dan meneriakkan nama Ricky dari bangku penonton “Ricky... Ricky... Semangat Ky, kamu pasti bisa”, teriaknya. Namun Ricky tak juga menoleh pada Ella yang memberinya semangat. Segera Ella mengambil buku dari dalam tasnya dan menulis “Ricky ... Semangat Sampai Akhir John Stephen”. Ella berharap Ricky tahu bahwa dirinya selalu mendukungnya.
              Usaha Ella kali ini membuahkan hasil Ricky melihat apa yang dialkukan Ella, dan diapun tersenyum pada Ella.
                “Priiiitttt... Priiiiiiiitttt...... !”
Pruit sudah dibunyikan dan pertandingan babak pertama sudah dimulai. Para supporter mulai meneriaki teamnya dengan yel-yel masing-masing, kusaksikan setiap pergerakan dari Ricky yang meskipun tidak begitu lincah dalam berlari, namun taktiknya dalam menyerang sungguh mengagumkan. Penampilan Kartika sungguh mengagumkan saat pertandingan, dan masing-masing saling berusaha meraih point.
****

                “Ky... ini hadiah  buat kamu” kata Ella saat pertandingan sudah selesai.
                “Apa ini El.. ?” tanyannya
                Dibukanya hadiah dari Ella. Sebuah gambar laki-laki yang mirip dengan Ricky yang mengenakan kaos team basket dengan tulisan DBL  dibelakangnya.
                “El, makasih ya.. udah buka hati aku buat mau main basket lagi, kamu bener apapun rintangannya jangan pernah ngubur mimpi kita”
                                                                                                                                                               

Selasa, 04 Desember 2012

Laut Matamu


laut matamu sejenak terdiam 
sunyi.. 
Membunuhku 

bahkan batu-batu syairpun ikut terdiam 
hanya jemari-jemari mungil yang terus bergetar 
menggetarkan hati yang telah lama tak bertuan 

dimatamu gemercik air kusemayamkan 
memabukkan butir-butir kata yang tak henti berbisik 
bercerita tentang cerita cinta yang terus bergerak, 
bergerak ke seluruh relung jiwa... 

Hitam matamu melatari pekarangan hatiku 
menumbuhkan rasa yang tak bisa kujabarkan 
melukai tanah hati yang telah kering, gersang 
tak berkisah 

Dari laut matamu kujatuh cinta