Saat
kamu menyukai seseorang, saat itu pula matamu tak pernah berhenti mencari sosok
orang yang telah mendiami hatimu. Saat kau memperhatikan seseorang dengan
begitu seksama, orang itu akan merasa bahwa ada yang memperhatikannya, hingga
tak jarang kedua mata saling bertemu. Dan saat itu terjadi entah langkah apa
yang bisa kau lakukan, mungkin senyum atau barangkali melempar pandangan ke
tempat lain dan kembali memperhatikan sosok itu kembali.
Barang
kali itu yang Ilham rasakan hanya bisa memandang dari jauh, sosok itu. Sosok
yang entah mulai kapan telah bersemayam di relung hatinya. Dan entah mulai
kapan dia begitu detail memperhatikan setiap yang orang itu lakukan. Cinta
memang terkadang membuat sesutu menjadi aneh. Namun sejauh apaun kamu
menghindar dari kata cinta, kamu pasti akan bertemu dengannya lagi. Suatu saat
nanti, kapan ? Suatu saat akan tiba waktunya.
Rahmat
Ilham remaja putra yang baru saja menyelesaikan Sekolah Menengah Atasnya. Dan
kini akan menjadi seorang siswa yang di mahakan alias Mahasiswa. Julukan yang
barang kali untuk beberapa orang memiliki arti yang keramat. Mahasiswa, demo,
kebijakan pemerintah, tak akan pernah lepas.
Syarat
menjadi seorang mahasiswa adalah mengikuti kegiatan Ospek, yang barang kali
selalu dilakukan oleh semua universitas. Pembekalan bagi calon mahasiswa
sebelum benar-benar menjadi bagian dari keluarga Universitas tersebut. Dan saat
itu, saat semua calon mahasiswa baru berkumpul dengan berbagai kelompok mereka,
mengenal satu sama lain anggota kelompok yang berasal ari beberapa daerah.
Dan tuliskan sajak-sajak romantis,
tatkala mata mulai menemukan cahayanya. Tatkala kertas putih tak lagi kosong. Dan
cerita mulai menuliskan kisahnya. Dan cinta tak pernah kita sadari saat dia
datang, termasuk saat ini. Saat kedua mata mulai mencari sebuah sosok, barang
kali kita mulai sadar, saat itulah cinta mulai bersemayam.
Dan
lagi-lagi kita tidak pernah tahu, bagaimana rahasia Tuhan mempertemukan,
memisahkan, hingga menyatukan dua insan yang berbeda. Semua adalah bagian Tuhan
yang bisa diketahui oleh siapapun. Itulah cara Allah menunjukkan kasihnya. Surprise-Surprise yang luar biasa.
“Ilham...!!”
panggil seorang wanita yang sudah tak asing lagi di telinganya. Terlihat di balik
kerumunan orang-orang wanita itu
bergerak menemui Ilham. Wajahnya tetap seperti dulu, seperti saat dulu
bersama-sama memakai seragam putih biru.
“Ilham, masih ingat aku gak ?”
tanyanya
“Siapa ? aku kenal kamu ya ?”
“Ihhh.. Jahatnya kamu Il,
biasanya nyontek sama gue malah lupain gue gitu aja”
“ hahahaha.... gue lupa juga Bet,
dulu pernah nyontek sama kamu”
“ eh.. lu masih aja panggil gue
sama panggilan aneh kya’ gitu”
“ Hahaha.. Sabrina Andria Novela,
kok bisa jadi Bebet ya” katanya tertawa lebar
“ Iya, Lo tuh Il, yang gila
ngasih gue panggilan aneh”
“ Kan biar kece Bet, panggilan
sayang gue sama lho. Hahahaha, Eh By the way lho ngapain disini ?”
“Gue juga mahasiswa disini Ilham”
“Tapi gue kok gak pernah liat lho
waktu Ospek ? Ihh.. jangan-jangan maba ilegal ya, gak ikut Ospek”
“ Ihh.. ngawur, gue udah semester
3 kali ilham, lho tuh adik tingkat gue. Jadi lho jangan macam-macam sama senior,
hahahaha”
“ Hah... gila pek, anak Aksel.
Lama gak ketemu makin pinter aja lho”
“ Ehhh.. jangan salah, makin
cantik juga perlu digaris bawahi” kata Sandri
“Iyaaa deh, kakak senior “
“ Ahh.. apaan sih lu Il, biasa
aja kali” katanya sambil memukul pundak Ilham
“Oh, yaudah ya Il.. Aku ada
kuliah sekarang, Daahh Ilham” kata Vela sambil meninggalkan Ilham.
Sebuah
cerita tak akan pernah habis untuk diceritakan, setiap kata kau ukir menjadi
sebuah kalimat, dan Embun pagimu mulai terlihat saat mentari pagi mulai
menyinari bumi. Seperti mentari yang menyinari kehidupan setiap insan.
Dan
kamu tahu, saat cahaya itu datang saat kau temukan cahaya itu. Entah berapa
banyak neuron, dendrit, serta saraf-saraf mulai bekerja lebih aktif dari
biasanya. Dan semangatmu lebih aktif dari biasanya, matamu lebih bersinar dari
diasanya, dan senyummu lebih lebar dari biasanya. Menghadapi setiap hari
yangsilih berganti.
Dan
sejak saat itu, sejak hari itu. Kisah kembali bercerita, memanggil memori yang
saat dulu pernah disimpan. Kini hadir kembali sebagai sosok yang berbeda, namun
tetap sama. Tinta hitam, kertas putih mulai bergerak menceritakan setiap
kisah.Dan kita tidak pernah tahu, nama yang hampir saja hilang, kini kembali
lagi bersama semilir angin membawa cerita hingga saat ini. 3 tahun sudah tak ku
dengar lagi kabar dari Vela. Dan kini dia berubah menjadi wanita cantik, jauh
saat dulu kupanggil dia Beti Lavea, karena wajah culunnya. Namun tetap baik
pada semua orang.
Vela,
gadis kecil yang selalu meraih rangking pertama di setiap kelas. Selalu mengajariku
pelajaran fisika. Namun tak pernah bisa kupahami, hingga akhirnya kepadanya nyontek
selalu jadi alasanku menyelesaikan tugas fisika. Hingga kumerasa kehilangan
tatkala saat kelulusan semua siswa berlumpul mengenakan kebaya, dan mengenakan
jas tampak keren 2 kali lipat dari biasanya. Dan tak ada lagi suasana ramai
tatkala guru berhalangan saat mengajar di kelas.
“Bet, Lu ngelanjutin sekolah
dimana ??” tanyaku
“ Ada dehh.. pokoknya, lahasia”
“ Yah.. kalau gue sama lho beda
sekolah, terus kalau pelajaran Fisika, Kimia, Biologi, Matematika gue nyontoh
sama siapa dong Bet ??”
“ Hahhh, dasar loh deketin gue
kalau ada perlunya aja, jadi anak mandiri dong, masak mau pake seragam putih
abu-abu masih nyontek. Tapi pesan gue yah Il “Setiap Lho Punya Impian, Catet Impian Lho, dan Berusaha sekuat tenaga
untuk mewujudkannya. Yakin kalau kamu orang yang HEBAT” Gak ada yang nagangep lho hebat selain dimulai
dari lho sendiri. Gue yakin kalau lho bakalan jadi orang hebat, jauh dari orang
lain pernah bayangkan itu.
Dan
mulai saat itu, Vela orang pertama kali mengatakanku orang HEBAT. Dan saat itu
pula semangatku mulai bangkit untuk penjadi Menteri Ekonomi Indonesia. Impian
yang tak pernah aku sampaikan pada orang lain selain pada diriku sendiri.
“Ilham.. Lho ada kuliah gak hari
ini ?”
“Ada sampai jam 10 Ga, kenapa ?”
“ Ikut gue ke gedung serbaguna
yok jam 1 ntar, ada seminar kesehatan” kata Arga
“ Hah, lho anak Ekonomi ngapain
ikut seminar Kesehatan. Mau jadi dokter ekonomi lho”
“ Hahaha, bukan gitu Il...
moderatornya cantik Il, ini kesempatan gue buat lihat dia lebih lama”
“ Hadehh.. dasar Lho Ga,
yaudahlah demi sahabat gue, gue ikut deh. Cuman sebelum berangkat, traktir gue
makan dulu, acara seminar itu lama bro..”
“ Iyadehh.. gue trkatir lho makan
sepuasnya”
“Nah.. gitu dongg”
Panitia
seminar, mulai mempersiapkan segala kebutuhan sebelum seminar dimulai. Acara
seminar memang sering dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa. Beberapa
mahasiswa mulai memasuki ruangan seminar. Cukup banyak peserta yang hadir saat
itu, karena pematerinya adalah dokter yang sering nongol di layar kaca.
“Ilham, buruan makannya.. ntar
kita keburu telat” kata Arga
“ Benta lagi Ga, gak sabaran
banget sih”
Segera
mereka bergerak menuju Gedung Serbaguna kampus, dan benar saja para mahasiswa
yang sebagian beasr adalah calon dokter mulai memenuhi ruangan. Seminar baru
saja dumulai.
“
Itu loh Il, moderator yang gue taksir” kata Arga sambil menunjuk seorang wanita
yang tengah berbicara di depan audiens mengarahkan jalannya seminar.
Wajahnya
tak asing lagi bagi Ilham, wanita yang beberapa waktu yang lalu menyapanya. Memanggil
memori yang telah lama disimpan. Dan mulai saat itu menorehkan cerita di atas
kertas putihnya. Vela benar-benar berbeda 180 derajat, benar-benar berbeda saat
SMP dia paling malu jika harus berbicara di depan kelas. Namun saat ini dia
tampil begitu mempesona senagai seorang mederator. Dan Arga, sahabatnya
menyukai Vela.
“ Il, Vela menurutmu gimana ?
Cantik gak ?” tanya Arga
“ Emmmhh.. Lumayan, cantik pinta
juga” kata Ilham
“ Iya dong, Ilham.. Pesonanya
luar biasa. Dengar-dengar nih banyak kakak kelas yang deketin dia, cuman gak
tahu juga kenapa dia masih jomblo. Padahal kalau menurut gue dia udah yang
hampir perfek banget”
“ Mungkin lho gak yang bisa
taklukkan hatinya dia”
“ Amin Il.. Aminnn, lho
memangsahabat terbaik gue”
Dengan
seksama Ilham memperhatikan teman kecilnya beraksi di hadapan para audiens. Benar- benar luar biasa
penampilannya. Menghipnotis semua peserta seminar, termasuk pemberi materi saat
itu. Acara seminar sukses, dam tepuk tangan riuh tatkalah Vela menutup seminar
hari itu, dan semua perserta seminar manyalaminya satu per satu.
“ Ilham, gue salaman dulu ya sama
Vela, lho mau ikut ?”
“ Ahh.. nggak ah, terlalu banyak
orang, gue tunggu di depan yaa..”
Dan
saat cinta dan sahabat menjadi sebuah pilihan mana yang akan kamu pilih,
membiarkan sahabatmu mendekati cintamu, dan kau menjauh dari cintamu atau kau
mengacuhkan seseorang yang kau anggap sahabat. Pilihan kini mengisi pikiran
Ilham. Tak pernah dibayangkn jika Arga ternyata menyukai Vela.
Dan
cerita kini tak seperti yang pernah dibayangkan, tak semudah yang pernah
dibayangkan. Entah jalan mana yang harus dipilih namun, tetaplah jalan itu
harus dipilih. Tidak mungkin diam menunggu jalan itu akan berubah. Dan menjauha
dari Vela, adalah pilihannya. Ilham tidak mau menyakiti hati Arga. Tak pernah
dia melihat Arga sebahagia ini menyukai seorang wanita. Dan mengapus nama Vela
dari daftar ingatannya. Menyimpan kembali ingatannya entah untuk berapa lama. Dan
kembali pada impiannya menjadi seorang Menteri Ekonomi Indonesia.
“ Ilham... Gue dapat Pin BB Vela
sekarang “ sebagai wujud syukur, gue traktir lho makan hari ini
“ Ahh.. gak usah lah Ga, sayang
uang lho, lagi pula gue barusan udah makan di kantin kampus”
Mata
Arga lebih bahagia dari pada hari-hari sebelumnya. Dan dia sekarang juga lebih
semangat untuk berangkat ke kampus. Hingga pada akhirnya Ilham menemukan alasan
semangat dari Arga. Dari atar gedung fakultas Ekonomi Arga bergerak bersama
seorang wanita yang telah lama Ilham kenal. Vela semakin dekat dengan Arga. Bagaikan
hujan turu secara tiba-tiba, dan petir seolah bergemuruh silih berganti.
Ilham
mengalihkan pandangannya pada seorang yang sedari tadi memperhatikannya. Dan barang
kali cerita memang harus berbeda tak seperti yang dipikirkan. Bersama Vela
mungkin harapannya. Namun Arga lebih penting dari pada itu. Cinta akan timbul
dengan seiring berjalannya waktu. Menjalani hubungan dengan Keke, teman
kelompok saat Ospek mungkin adalah jalan terbaik bagi Ilham.
“ Hai Ilham, lama gak ketemu,
kenama aja lho ” tanya Vela saat tak sengaja bertemu di kantin kampus
“ Ah.. gak keman-kemana kok, lho
aja yang sok sibuk, makanya gak pernah liat gue. Oh iya by the way selamat ya
Bet, seminar lho sukses. Luar biasa penampilan lho”
“ Hah, lho datang juga waktu itu
?”
“ Iya, diajak Arga waktu itu,
pengen ketemu lho katanya tuh anak”
“ Lho temennya Arga ?”
“ Dia sahabat gue Bet, ciee...
yang udah jadian sama Arga, mana traktirannya”
“ Hahaha.. gue gak pacaran sama
Arga Ilham, gue masih nunggu cinta seseorang”
“ Hah, lho masih aja nunggu
cintanya seseorang ? Siapa ? Bego banget
tuh orang gak mau sama lho udah cantik, baik, pintar pula. Siapa cowo yang lho
taksir biar gue yang ngasih tahu leg lho malu”
“ hahaha.. gue cewe kali Ilham,
biarlah Tuhan yang buka hatinya dan kasih jalan buat gue dekat sama dia”
“ Yang sabar ya Vel, lho pasti
dapetin yang terbaik buat lho” kata Ilham
“ Ilham... !” panggil seseorang .
Terlihat Keke menghampiri Ilham.
“ Kenalin Vel, Keke pacar gue”
“ Oh pacar lho, kenapa gak
bilang-bilang kalau elo udah punya pacar, Wah. Jahat nih pengen lepas dari
Pajak Jadian makanya gak bilang-bilang”
“ Kita jadiannya juga masih baru
kok mbak”
“ Ciee.. pengantin baruuu”
“ Yank, jadi kan perginya ?”
“ Iya jadi”
“ Yaudah ya Bet..gue tinggal lho
gak papa kan ?
“ Iyaa.. gak papa kok il”
Hari-hari
Ilham kini mulai berubah Keke yang dia harapkan mampu menghapus bayangan Vela
nyatanya tetap saja tidak mampu hilang begit saja. Terlebih sifat Keke yang
manja membuatnya mulai jenuh dengan hubungan mereka. Mungkin beberapa hari lagi
Ilham memang benar-benar harus mengakhiri hubungannya dengan Keke.
Namun
sebelum hari itu terjadi. Cerita lain mulai tertulis. Keke kecelakaan saat
berangkat kuliah. Dan Ilham harus lebih menemani pacarnya di rumah sakit, terlebih
Keke tidak mau makan sebelum Ilham yang menyuapinya. Dan sepulang kuliah nyaris
tanpa jeda Ilham menemani Keke di rumah sakit. Ilham adalah orang yang sangat
perhatian jauh apa yang orang lain bayangkan. Mungkin itulah yang membuat Keke
tidak mau jauh dari Ilham.
“ Lho, kok gak pernah ngomong
kalau Vela itu cinta pertama lho Ilham !” kata Arga saat Ilham baru saja pulang
dari rumah sakit. Ternyata Arga menemukan lembaran cerita yang pernah Ilham
tulis.
“ Lho dapat kertas itu dari mana
Ga ? “ tanya Ilham.
“ Gak penting, gue dapat ini dari
mana, jadi ini alasan lho menjauh saat gue bareng Vela. Dan ini juga alasanlho
jadian sama Keke. Lho tahu Il, alasan Vela nolak gue, itu gara-gara elo. Dia nunggu
cinta seseorang, dan seseorang itu adalah Elo “
Ilham
tertunduk lemas di kursi belajarnya. “ Tapi gue sekarang udah sama Keke Ga,
sekarang dia sakit, dia butuh gue di sampingnya. Gue gak bisa ninggalin Keke
dalam kondisi seperti ini. Meskipun Vela hingga saat ini masih mengisi sebagian
beasr hati gue, tapi gue gak bisa ninggalin Keke, gue pasti bakalan jadi orang
jahat kalau gue mentingin Ego gue sendiri”
“gue
juga gak tahu apa yang harus gue lakuin Ga, tapi plis demi gue Ga, tolong jagain Vela “
Suasana
malam itu hening dan Arga meninggalkan Ilham yang masih lepas dengan kejadian
beberapa menit yang lalu. Cinta, mungkin cinta tak semudah saat diucapkannya. Entah
kisah apa yang akan tertulis lagi mulai malam itu.