Rabu, 05 Desember 2012

Kisah dari Lapangan Basket


                Tak ada kisah tentang cinta yang bisa kita tahu kapan datangnya, kepada siapa dia berlabuh, dan siapa saja yang mampu dia satukan dalam sebuah ikatan cinta. Cinta tak selalu antara dua insan yang berbeda, tak harus selalu harus diucapkan dalam sebuah kalimant yang sudah tidak asing lagi bagi kita “Aku Cinta Kamu”.
                Pagi itu matahari sudah keluar dari peristirahatannya. Tampak cahaya yang setiap pagi mengiringi setiap langkah manusia dalam mengukir kisah hidupnya, ataupun kisah cintanya yang tak pernah bisa orang ketahui apakah kisah sedih atau kisah bahagia. Seperti pepatah mengatakan “Kemarin adalah kenangan, hari ini adalah impian”. Saat bangun dari tidur seseorang akan selalu berharap semoga hari ini menyenangkan, membahagiakan, dan tidak menyisahkan sebuah kesedihan.
                Ella belum keluar dari kamarnya, jam di dinding sudah hampir menunjukkan jam 6 pagi. Semua anggota keluarganya sudah mulai membereskan perlengkapannya masing-masing untuk menjalankan aktivitasnya pagi ini. Ella biasa bangun pagi dan biasa juga keluar kamar paling akhir. Dia masih berpacu pada pensil warna dan buku gambar yang ada di depannya. Entah berapa lama dia bersatu dengan imajinasinya, menuangkan dalam sebuah gambar sketsa wajah, komik, kartun, atau design baju.
               “Kring…. Kring… Kring” suara alarm yag berada di atas mejanya sudah mulai bordering. Dilihat waktu sudah menunjukkan jam 06.10 segera dia mulai mengenakan seragam batik SMAnya yang menjadi melambangkan identitas sekolahnya. Ella mulai memasukkan buku pelajaran, pensil warnanya, buku gambarnya, serta kaos team basketnya ke dalam tas ranselnya yang berwana coklat muda tanpa kombinasi warna lain. 
              “Ma… Nanti aku ada sparing di SMK Kartika doain Ella ya” pintanya pada mamanya saat semua keluarganya berada di meja makan untuk sarapan pagi
               “Iya, mama doakan El, jam berapa ?”
               “Jam 8 ma…”
               “Halah… Kak Ella orangnya tinggi gak sampe’ 1,5 meter ikut main basket mang bisa masukin bola ke ring basket” goda Rony adikknya yang masih kelas 2 SMP
               “Yehh.. ngeremehin gue lho Ron kecil-kecil gini aku play maker” jawabnya sampil memelet pada adik satu-satunya itu
               “Hahaha… paling pelatihnya kasihan liat kamu kondisi kakak yang pasti jadi pemain paling kecil”
               “Sudah.. sudah makan dulu nanti keburu siang “ kata ayahnya
****

                Ella Meydasha seorang gadis kecil yang lahir di awal bulan mei dengan impian besarnya menjadi seorang pemain basket yang handal. Ella bisa dibilang gadis yang gak mau menyerah pada keadaan, banyak orang selalu menganggapnya remeh dengan postur tubuhnya yang seperti kata adikknya katakan tidak sampai 150 cm. Terutama untuk seumuran kelas 2 SMA. Namun baginya tidak akan ada perkembangan jika hanya memikirkan omongan orang. Orang-orang yang hanya mengejeknya adalah sebagai penghancur mimpinya. Dan Ella tidak mau impiannya hancur hanya karena omongan orang. 
                Sebelum berangkat ke SMK Kartika semua pemain berkumpul di lapangan basket sekolah untuk mematangkan strategi yang akan digerakkan saat pertandingan nanti. Semua pemain sudah bersiap di lapangan basket siap mendengarkan instruksi dari pelatih.
             “El, nanti kamu jadi kapten team, karena Irina sekarang sedang sakit jadi dia tidak bisa ikut sparing hari ini. Kamu siap ?” Tanya Pak Arya yang sudah menjadi pelatih tetap team Basket SMA 4 Bangkalan.
             “Iya pak Siap !” Jawabnya dengan tegas.
           “Yasudah sebelum berangkat kita berdoa bersama-sama dulu. Berdoa menurut keyakinan masing-masing …. berdoa mulai” perintah Pak Arya
               Segera para pemain SMA 4 Bangkalan mulai melaju menuju tempat pertandingan. Tak kurang dari 15 menit semua pemain sudah tiba di SMk Kartika. Dan semua  pemain SMK Kartika sudah melakukan pemananasan. Beberapa siswa yang memiliki jam kosong tampak berada tak jauh dari tempat pertandingan untuk memberikan dukungan. Bukan rahasia lagi kalau siswa SMK Kartika adalah supporter yang loyal dalam memberi dukungan pada teamnya kebanggaanya. Dalam pertandingan basket yang diadakan oleh Pemerintah Daerah tahun lalu hampir separuh tribun diisi oleh supporter SMK Kartika meskipun hasil akhirnya SMK Kartika kalah dengan SMA St. Louis
                “Kartika , Go.. Go.. Kartika” suara supporter mulai terdengar saat permainan sudah dimulai.
               Tampakknya pemain SMA 4 mulai minder dengan kondisi supporter yang begitu antusias memberi dukungan pada SMK kartika.
              “Ye…. Ye… Ye… “ Suara kembali bergemuruh saat pemain SMK Kartika melakukan Three Point Shutout
                Ella terus memacu semangat teman-temannya untuk bisa mencetak point. “Ayo teman-teman gak usah dengerin omongan supporter” katanya pada seluruh pemain SMA 4.
                “Priiiiiiitttt… Priiiiiiiittttt….. “ pertandingan berakhir skor dengan 20-11 yang dimenangkan oleh SMK Kartika. 
                Semua pemain bergerak menuju keluar garis lapangan basket, semua pemain, maupun supporter SMK Kartika bersorak sorai menyaksikan kemenangan team basketnya.
                “Pak… Maafin Ella ya, gak bisa kasih kemenangan buat team”
               “Gak papa El, kamu udah bisa nyumbang 5 point itu udah bagus, apalagi kamu sudah menjalankan tugasmu sebagai kapten dengan baik” kata Pak Arya menenangkan anak asuhnya saat pertandingan sudah selesai.
                Akhirnya semua team basket putri bersalaman seusai pertandingan selesai sikap srortif harus terjalin di luar maupun di dalam lapangan, sebelum ataupun sesudah pertandingan berlangsung. Dan kini pertandingan antara team putra sudah bersiap-siap dijalankan.
                “Bak Sara… tahu toilet dimana gak ?” tanya Ella yang sudah mulai kebelet.
                “Itu ada di dekatnya lab komputer El” Jawabnya
                “Anterin aku yuk.. kebelet nih..”
                “Wah.. gak bisa seru nih pertandingannya” katanya saat menyaksikan pertandingan team cowok
                Dilihatnya semua pemain asyik menonton pertandingan. Dan akhirnya Ella berangkay sendirian ke toilet. Dia mulai mencari tulisan Lab Komputer yang ditunjukkan Bak Sara.
                “Nah… Ini dia Lab Komputernya “
                Segera dia berlari untuk cepat sampai di toilet. 
                “Brukkkkk !!!!” Ella menabrak seseorang yang ada di depannya
                “Eh.. Lho jalan gak lihat-lihat ya…” kata seseorang laki-laki yang Ella tabrak
                “Iya… maaf-maaf aku lagi buru-buru mau ke toilet”
                “Kalau toilet cewe itu belok kiri bukan belok kanan”
                “Haaah… “ Dilihatnya papan penunjuk yang ada di atas kepalanya memang benar kalau toilet cewe ada di sebelah kiri lab computer.
                Segera Ella berlari menuju toilet untuk segera mengeluarkan hasil ekskresi yang sudah banyak tertampung di kantong kemihnya. Laki-laki itu sudah bergabung kembali dengan teman-temannya. Dan saat Ella sudah selesai dari toilet pertandingan sudah tinggal 5 menit lagi dan kali ini SMA 4 Bangkalan juga kalah dengan selisih 20 point. Akhirnya pihak tuan rumah mampu memberi tontonan pada para supporternya.
****

                “Dummm… Dummmm… Dummm” suara pantulan bola basket terdengar tak ada hentinya. Entah berapa lama dia bermain hingga air yang sudah dibawanya hampir habis. Ella menyesali kesalahannya karena tidak mampu memberikan kemenangan bagi teamnya.
                Dia duduk di bawah ring basket dengan nafas yang saling berburu. Ella diam dalam pandangan kosongnya, detak jantungnya terdengar begitu cepat, terlihat bahwa baru saja dia sudah berkali kali memantulkan bola dan memasukkannya ke dalam ring
                “Latihan terlalu keras itu gak baik” kata seseorang yang berada disampingnya sambil memberinya sebotol air mineral.
                “Kamu” tanya Ella terkejut pada orang yang ada di depannya.
                “Nih minum… berlama-lama bermain dengan bola pasti capek”
                “Ngapain kamu disini, kamu cowo yang aku tabrak tadi pagi kan ?”
                “Iya… aku Ricky, kamu siapa ?”
                “Aku Ella”
              “Emmmhh… kamu lumayan bisa main basket, tapi satu yang tidak boleh kamu lupakan saat bermain basket” katanya seperti seorang yang sudah berpengalaman dalam dunia basket
                “Maksud kamu ?”
                “Semua permainan itu harus dilakukan dengan hati. Kamu gak boleh sekali-kalipun bermain basket dalam keadaan marah, karena itu hanya membuat kamu menjadi dipermainkan oleh basket itu sendiri. bukan kamu malah yang memainkkannya. Memasukkan bola kedalam ring basket bukan hanya soal keberuntungan tapi juga skill pemain, dan kondisi pemain. Kalau pemainnya udah gak bisa control dirinya bola juga susah buat masuk. Permainan kamu tadi bagus, tapi aku kira kamu bakalan bisa masukin bola lebih banyak lagi kalau kamu bisa tahan emosi kamu dan tidak terpancing dengan kondisi di dalam atau di luar lapangan. Ngerti kan ?”
                “Lho kok tahu semua tentang basket, kamu pemain basket juga ?”
                “Menurut lho, dengan kondisi kaki gue yang kaya’ gini, mungkin gak jadi pemain basket? Yaudah ayuk mulai  latihan lagi, udah selesai kan ngos-ngosannya”
                Ella mulai memantulkan bola basketnya di atas lapangan, kali ini dia bermain dengan hati dan cintanya pada basket dengan bantuan Ricky yang berada di pinggir lapangan.
                “Ingat El, anggap ring basket adalah impian kamu yang ingin kamu raih. Gunakan hati kamu saat bermain basket” teriaknya Ricky pada Ella
                Ricky seolah memberi angin segar bagi permainan basket. Ella yang selalu tidak sabaran kala dia tidak kunjung memberi point bagi teamnya, karena perannya sebagai play maker. Teringat dahulu dia mendapat Foult sehingga dia tidak bisa mengikuti pertandingan sampai akhir. Ricky tersenyum saat Ella mulai sedikit demi sedikit bisa memasukkan bola pada ring.
****

                “Hai El, udah makin pinter nih main basket sekarang “ godanya saat dia tiba di lapangan basket menyaksikan Ella bermain basket.
                “Lho kok tahu gue ada disini ky ? Padahal aku jarang main disini” jawab Ella
                “Ya.. feeling aja sih, lagi pula aku sering jalan-jalan menjelang sore disini”
                “Ky… tanding sama aku yok” pinta Ella
                “Gue gak bisa El, lho gak lihat kaki gue ?” katanya sambil menunjuk kakinya yang pincang
                “Iya gue tahu, sampai kapan kamu bakalan lari dari basket. Ricky Arfian pemain basket terbaik tahun 2010 yang ngebawa SMK Kartika Juara 1 di Event Basket Ball Tingkat SMA. Dan sayangnya pemain terbaik itu kecelakaan saat akan menghadapi pertandingan dan sekarang sedikitpun dia tidak pernah menyentuh basket. Dan sialnya aku baru tahu kalau nama yang sering aku dengar permainan terbaikknya adalah orang yang ada di depanku.
“Pernahkah kamu mendengar kisah John Stephen Akhwari seorang pelari marathon yang memasuki finish terakhir di Olympic Stadium, Mexico City dalam rangka Summer Olympic tahun 1968. Jhon yang sebelumnya, pada awal perlombaan marathon tersebut mengalami tabrakan fatal dengan pelari lari. Ia diminta berhenti karena lukanya yang cukup parah dan berceceran darah. Namun ia tidak mau, ia tetap berlari menuju garis akhir finish. Karena dia bilang Negaranya tidak mengirim 7000 mil ke mexico untuk memulai pertandingan, mereka mengirimnya untuk menyelesaikan pertandingan”
“Tidakkah kamu ingin seperti John Stephen yang tidak mudah menyerah untuk terus berlari hingga finish, tidak peduli bagaimana hasil akhirnya dia menang atau tidak yang pasti dia sudah menyelesaikan tugasnya untuk negara”.
“Mungkin saat kamu berhenti dari team basket, kamu pikir masih banyak yang akan menggantikanmu. Selain kamu membuat Kartika kehilangan pemain terbaiknya, kamu juga menyiksa hatimu sendiri yang sudah susah payah membangun mimpimu menjadi pemain baskt yang berbakat, dan semuanya kamu kubur dalam-dalam padahal kamu masih. Tidakkah kamu merasa tersiksa dengan menyembunyikan mimpimu”
“Kamu tahu El, kamu salah aku tidak pernah bermimpi menjadi pemain basket” jaawab Ricky
“Oh iya, kalau gitu tatap aku dan jelaskan” desak Ella
“Sudah malam aku balik duluan, kamu juga” jawabnya seraya meninggalkan Ella di lapngan basket.
****

                Sudah 3 bulan lebih Ricky tak pernah lagi menemui Ella di lapangan basket seperti sebelumnya. Padahal Ella sangat membutuhka Ricky sekedar untuk memberinya semangat dan mengingatkannya bahwa saat bermain haruslah dalam keadaan senang seperti sebelumnya yang pernah dilakukan. Dan sebentar lagi Ella akan mengikuti pertandingan basket antar SMA/SMK di kotanya yang sudah digelar tiap tahunnya.
****

                Pertandingan putra pertama antara SMK Kartika Vs SMA Lucas. Ella sudah berada di tempat duduk penonton  menyaksikan pertandingan pertama dengan teman-teman basket sekolahnya. Di sisi tribun barat sudah diisi hampir semua SMK Kartika yang sudah terkenal dengan loyalitasnya.
                “Kartika... go..go kartika.... kartika menang.. kartika Yes !” teriak para supporter bersamaan. Sungguh ramai sekali akibat aksi dari supporter SMK kartika. Suasana makin riuh saat para pemain mulai memasuki lapangan.
                “Wah.. itu siapa pemain Kartika yang kakinya pincang ?” Tanya Irina
                “Mana ?” tanyaku kaget karena baru saja membalas pesan singkat dari adiknya Rony. Segera Ella clingak-clinguk mencari orang yang dimaksu Irina
                “Ricky?” kataku kaget saat melihat Ricky mulai mengenakan kaos team basket lagi dan memasuki lapangan basket lagi.
                “Oh iya, itu Ricky yang 2 tahun lalu jadi pemain terbaik itu ya”
                Segera Ella berdiri dan meneriakkan nama Ricky dari bangku penonton “Ricky... Ricky... Semangat Ky, kamu pasti bisa”, teriaknya. Namun Ricky tak juga menoleh pada Ella yang memberinya semangat. Segera Ella mengambil buku dari dalam tasnya dan menulis “Ricky ... Semangat Sampai Akhir John Stephen”. Ella berharap Ricky tahu bahwa dirinya selalu mendukungnya.
              Usaha Ella kali ini membuahkan hasil Ricky melihat apa yang dialkukan Ella, dan diapun tersenyum pada Ella.
                “Priiiitttt... Priiiiiiiitttt...... !”
Pruit sudah dibunyikan dan pertandingan babak pertama sudah dimulai. Para supporter mulai meneriaki teamnya dengan yel-yel masing-masing, kusaksikan setiap pergerakan dari Ricky yang meskipun tidak begitu lincah dalam berlari, namun taktiknya dalam menyerang sungguh mengagumkan. Penampilan Kartika sungguh mengagumkan saat pertandingan, dan masing-masing saling berusaha meraih point.
****

                “Ky... ini hadiah  buat kamu” kata Ella saat pertandingan sudah selesai.
                “Apa ini El.. ?” tanyannya
                Dibukanya hadiah dari Ella. Sebuah gambar laki-laki yang mirip dengan Ricky yang mengenakan kaos team basket dengan tulisan DBL  dibelakangnya.
                “El, makasih ya.. udah buka hati aku buat mau main basket lagi, kamu bener apapun rintangannya jangan pernah ngubur mimpi kita”
                                                                                                                                                               

Selasa, 04 Desember 2012

Laut Matamu


laut matamu sejenak terdiam 
sunyi.. 
Membunuhku 

bahkan batu-batu syairpun ikut terdiam 
hanya jemari-jemari mungil yang terus bergetar 
menggetarkan hati yang telah lama tak bertuan 

dimatamu gemercik air kusemayamkan 
memabukkan butir-butir kata yang tak henti berbisik 
bercerita tentang cerita cinta yang terus bergerak, 
bergerak ke seluruh relung jiwa... 

Hitam matamu melatari pekarangan hatiku 
menumbuhkan rasa yang tak bisa kujabarkan 
melukai tanah hati yang telah kering, gersang 
tak berkisah 

Dari laut matamu kujatuh cinta

Minggu, 18 November 2012

Naskah Berita untuk Ayah



Kuperhatikan setiap kata demi kata yang orang ini sampaikan. Begitu mengagumkan, jelas sekali kalau dia sudah bertahun-tahun menekuni dunia jurnalistik. Wajahnya masih terlihat muda tapi tak ada keraguan dari setiap kata yang dia sampaikan. Serta interaksinya dengan audiens begitu sangat menarik sesekali terdengar gelak tawa dari para audiens di tengah materi workshop yang  dia sampaikan. Kata-kata motivasinya bagi para audiens membuat acara menjadi begitu hikmat. “Tidak akan ada sesuatu yang terjadi kalau kita hanya berdiam diri. Buatlah impossible menjadi possible”. Aku adalah satu dari peseta yang mengingukuti workshop jurnalistik yang diikuti oleh siswa dari berbagai macam SMA di kotaku.
“Dan untuk menjadi seorang jurnalis yang orang perhatikan adalah tulisan dari informasi yang kita buat. Dan itu semua perlu pembelajaran. Dan mulailah dari membaca yang akan menjadi referensi tulisan yang akan ditangkan pada secarik kertas, seperti orang bijak mengatakan Buku adalah Jendela Dunia, mampu menapaki setiap daerah tanpa batas. Lalu sekarang apa yang kita tunggu buatlah berita dari tulisan tangan kalian”, perintahnya. Segera para panitia workshop membagikan kertas pada seluruh peserta workshop.
“Temanya apa kak ?” tanya seorang peserta
“Emmmhh…. Bagusnya apa yaa… berhubung sekarang lagi persiapan menuju ujian nasinal. Buatlah berita mengenai UNAS”
Segera para peserta mulai asyik dengan bolpoin dan kertas yang sudah ada di depan mereka.
“Mal, judul kamu apa ?” tanyaku pada Nurmala
“Belum dapat judul Fit, aku tulis isinya baru abis itu judulnya” jawabnya
“Hahaha… gila aja loh, gimana bisa buat cerita kalau judul beritanya belum ada”
“Hahaha… Iya juga yah… malah bingung kan aku mau tulis apa”
“Tuh kan… Judul berita yang mau di angkat aja belum ada”
“Kamu mau angkat tentang apa Fit ?”
“Aku mau angkat soal try out saja”
“Bagus, Fit… aku soal itu juga yah. Gak papa kan ?”
“Yah… gak papa, anggap aja hanya kebetulan. Hahahaha”
Dan kini aku mulai konsentrasi dengan tulisanku. Gerakan tanganku bersatu dengan ide kata-kata dalam otakku yang siap aku tulis pada secarik kertas putih. Kali pertama aku menulis berita sepanjang hidupku. Entah bagus atau bukan aku tidak tahu. “Tak ada sesuatu yang terjadi kalau kita hanya berdiam diri” kata-kata itu benar-benar merasukiku.
“Baiklah adek-adek waktu kalian lima menit lagi. kalau sudah ada yang selesai boleh dikumpulkan”.
Satu demi satu para peserta mulai maju ke depan untuk mengumpulkan hasil berita yang sudah mereka tulis. Dan Kak Ardhy yang menjadi pemberi materi tentang jurnalistik  mulai membaca setiap lembaran-lebaran berita yang sudah dikumpulkan.
“Baiklah… kakak sudah memilih 3 berita dari 3 orang penulis berita. Yang pertama ada Anisa Putri, dalam menulis sebuah berita hindari kata tanya dalam penulisan berita jadi kalaimat “siapa yang salah?” itu tidak perlu. Karena kita ini menyampaikan berita, apa jadinya jika malah bertanya pada pembaca. Yang kedua dari Nur Hasanah dalam menulis berita, jika dalam berita perlu mencantumkan data-data, maka data tersebut haruslah data yang valid, karena sebagai jurnalis kita harus menyampaikan berita yang factual. Sesuai dengan apa yang terjadi.
Yang terakhir ini bagus, dari judul sudah ada keinginan untuk membaca “Hebat, Try Out Tidak Lulus 100%” ini punya Fitria Ramlan. Salah satu dalam penulisan berita juga ya g tidak kalah penting adalah judul yang menarik, mampu membuat orang penasaran sehingga menarik untuk membaca. Serta isi dari Fitria Ramlan ini juga bagus karena menympaikan data-data yang dia peroleh adalah fakta dari SMA Negeri 1 Budi Luhur. Dan pada akhir berita disebutkan bahwa harus ada komunikasi dan perhatian antara guru, orang tua, dan siswa itu sendiri dalam menjalani try out sebagai tolak ukur sebelum menjalani UNAS.
“Wihhh… Fitria, naskah beritanya disanjung-sanjung” celetuk Nurmala.
Aku hanya senyum-senyum sendiri saat naskah beritaku mendapat apresiasi yang baik dari Kak Ardhy.
“Mana yang namanya Fitria Ramlan, boleh maju ke depan” pinta kak Ardhy
Segera ku acungkan tanganku dan kak Ardhy mempersilahkan untukku maju ke depan.
“Wah… ini Fitria Ramlan, beri tepuk tangan adek-adek”
Langsung seluruh ruangan ramai dengan tepuk tangan
 “Ini hadiah untuk penulisan naskah berita terbaik hari ini, semoga bermanfaat ya” kata Kak Ardhy sambil memberiku sebuah bungkusan kotak
“Iya terima kasih kak” jawabku
****
            “Fit… kamu pulang sama siapa mau barengan gak?” tanya Nurmala
“Aku dijemput Ayah, Mal”
“Yaudah, aku duluan ya.. “
“Oke”
Kutunggu Ayah di luar dekat gerbang sekolah. Cukup lama aku menunggu hingga akhirnya hujan turun tiba-tiba. Kunikmati saja suasana di luar ruangan yang sudah diguyur hujan sambil menunggu ayah. Sungguh menenangkan hati. Alirannya saat menyentuh bumi tanpa ada yang bisa menghentikannya. Hujan karunia Tuhan, rejeki Tuhan untuk makhluk ciptaannya. Apalah arti dunia tanpa hujan. Mungkin tak akan ada kebahagiaan. Seperti cinta yang menemani setiap langkah kehidupan manusia. Kala menyenangkan, namun juga sering membuat sedih. Tapi tanpanya hidup tak akan berwarna
                Kutadahkan tanganku menyambut air hujan yang turun dari genting gedung serba guna kampus di kotaku ini. Kubiarkan alirannya menyapu dan membasahi seluruh telapak tanganku agar bisa merasakan kesejukan air hujan.
                Tiba-tiba handphoneku berbunyi. Kulihat nama yang tertera pada layarnya adalah Ayah.
                “Iya halo, ada apa yah ?”
                “Halo, Dek… Ayah masih ada tugas kantor. Mungkin ayah telat jemput adek” jawabnya diseberang telpon
                “Oh.. ya udah deh gak papa Yah.. Oh iya Yah.. adek mau cerita nanti sama ayah, seru deh Yah”
“Cerita apa dek ?Buat ayah penasaran aja”
“Ada deh… Nanti kalau udah di rumah Adek mau kasih kejutan sama ayah” Kataku sudah tak sabar untuk menceritakan naskah terbaikku.
“Adek tunggu di halte dekat sekolah ya Yah..”
“Oke, dek.. kalau udah selesai Ayah jemput adek” Segera kumatikan telpon dari Ayah. Dan melanjutkan aktivitasku yang sudah tertunda gara-gara telpon dari Ayah.
                Kulangkahkan kakiku melewati gerimis yang masih turun menuju halte dekat sekolahku. Bersama dengan para penumpang bus kota, aku duduk dan memperhatikan lalu lalang kendaraan bermotor yang tak ada hentinya meski hujan menerpa. Hujan nampaknya tidak kunjung berhenti total, sisa gerimis terus turun membasahi setiap objek yang menghalanginya untuk sampai ke tanah.
                Bus kota kini sudah tiba beberapa orang sudah naik, dan beberapa orang juga turun. Entah sudah berapa kali aku melihat pemandangan ini, aku tak tahu pasti. Kulihat jam di tanganku sudah menunujukkan jam 16.30. “Ayah kok lama banget sih” gumamku dalam hati. Segera ku ambil handphoneku untuk mengetahui keadaan ayah. Apakah dia sudah selesai dengan pekerjaannya atau tidak. “Lah.. ini HP kok mati sih, gimana aku bisa hubungin ayah kalau kaya’ gini”. Kucoba terus menekan tombol Switch On pada HPku namun tak ada hasilnya. Tak ada tanda menyala pada layar di handphoneku.
                “Menyesal sekali kenapa tidak aku terima ajakan Mala untuk pulang bareng” gumamku… Tiba-tiba tanpa ada yang memerintah sesuatu yang berasal dari dalam diriku mulai bersuara… “Oh Tuhan, kenapa ini perut juga ikut-ikutan nyebelin sih, gara-gara tadi pagi makannya sedikit berontakknya juga cepet banget huh.. “. Kulihat lagi beberapa orang sudah mulai menaiki bus kota untuk sampai di tujuan  masing-masing. Dan kini masih tertinggal 1 penumpang, entah karena dia merasa busnya terlalu penuh sehingga malas untuk berdesakan dengan penumpang lain atau dia sama sepertiku menunggu seseorang yang tak kunjung datang.
                “Maaf mas… saya boleh pinjam handphonenya?” tanyaku pada laki-laki yang aku taksir masih berumur 21 Tahun.
                “Eh… Iya boleh silahkan dek” Jawabnya agak kager dengan permintaanku padanya
                “Terima kasih mas, saya mau telfon ayah saya sebentar” jawabku seraya mengambil handphone yang sudah dia suguhkan
                Segera ku tekan nomor telepon ayah yang sudah aku hafal di luar kepala. “Tuttt… Tuttt… Nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi”. Kucoba lagi dan lagi tapi hasil yang kudapat tetap saja nomor telepon ayah tidak aktif. Hingga aku pasrah untuk tidak menghubungi ayah dan mengembalikan handphone pada pemiliknya.
                “Ini mas, terima kasih…. Pulsanya tetep aman kok” kataku mencoba bergurau
                “Loh.. kenapa dek, gak jadi yang mau telepon ayahmu ?”
                “Nomor teleponnya gak aktif mas”
                “Terus kamu pulang sama siapa ?”
                “Pulang sendiri, gak mungkin kan aku lama-lama disini” 
                “Gini aja kalau mau kamu pulang bareng aku aja, tapi tunggu mamaku datang gak lama kok mungkin 10 menit lagi. Daripada kamu kemaleman disini, lagi pula kalau udah jam segini biasanya bus udah jarang lewat”
                Kupehatikan jam di tanganku sudah menunjukkan hampir jam 5 sore. “Yaudah, tapi gak ngerepotin juga kan?” tanyaku
                “Enggak donk, Oh iya nama kamu siapa ? Aku Roby” katanya sambil mengulurkan tangannya padaku
                “Aku Fitria” Jawabku membalas salamannya
                “Oh iya rumah kamu dimana ?”
                “Di jalan Tamrin mas, dekat lapangan footshall”
                “Tiiiiiitttt… Tittttt !” terdengar suara klakson mobil saat aku tengah berbicara dengan mas Roby. Kulihat mobil hitam itu berhenti di depan kami.
                “Itu mamaku sudah datang, ayok “ Ajaknya agar aku segera masuk ke dalam mobilnya. Entah tak ada perasaan takut pada mas Roby orang yang baru aku kenal beberapa menit yang lalu. Segera kami masuk ke dalam mobil yang sudah siap untuk membawa kami meninggalkan halte bus yang masih dibalut oleh gerimis.
                “Ini siapa By” tanya seorang wanita yang sedang menyetir mobil dengan berpakain cukup rapi.
                “Oh… ini Fitria ma.. temen Roby. Fit.. ini mamaku”
                “Iya.. halo tante” kataku agak malu-malu harus ngomong seperti apa
                “Iya.. halo juga Fitria”
                “Ma… kita ke jalan tamrin deket lapangan footshall itu Yah… Anterin fitria dulu”
                Dengan anggukan wanita ini terus berkonsentrasi pada setir yang ada d hadapannya. Dan sampai rumahku teryata hujan sudah berhenti. Hanya saja genangan-genangan air akibat hujan masih ada dimana-mana.
                “Mas Roby, tante… makasih ya… sudah anterin saya pulang. Gak mau masuk dulu ?”
                “Oh iya… sama-sama, lain kali aja yah.. udah mau malem solanya” jawab mas Roby
                “Oh yaudah… hati-hati di jalan”
                “Iya Fit.. makasih ya.. kita pulang dulu.. Daaa”
                Segera mobil warna hitam itu melaju meninggalkan rumahku. Kulihat suasana rumah masih sepi. tak ada motor ayah yang terparkir di halaman rumah. Segera ku ambil kunci rumah yang ada di dekat pot bunga. Kubuka pintu rumah dan segera melaju ke dapur untuk masak telur sebagai jalan yang paling singkat untuk memenuhi perutku yang sudah bergejolak. Untung saja masih ada nasi sisa sarapan tadi pagi. Kubuka jendela yang ada di dapur agar udara luar bisa masuk.
                Tiba-tiba entah darimana munculnya tiba-tiba perasaan mulai tak enak. Aku mulai kepikiran ayah. Tidak biasanya ayah pulang sampai jam malam seperti ini. Ku ambil handphone dari dalam tasku untukku carger agar segera bisa mengetahui keadaan ayah. Handphoneku mulai berbunyi kala aku mulai menyalakannya, terlihat banyak sekali pesan singkat yang masuk. Ku buka satu persatu, hampir seluruhnya dari Om Arman, Kak Firman . “Fit… Ayah kamu kecelakaan, sekaran ada di RS. Budi Utomo. Kamu ada dimana sekarang ?”
                Sontak tubuhku gemeteran dengan sendirinya. Segera ku telepon Om Arman, tapi tak ada jawaban. “Om…. Angkat Om…. “ kataku . Kucoba berkali-kali tapi tak ada jawaban. Segera ku keluar rumah dengan membawa sejuta kecemasan akan kondisi orang tuaku satu-satunya. Ku melangkah melewati rumah-rumah tetanggaku mencari taxi yang mampu membawaku pada rumah sakit yang sudah disebutkan Om Arman. Ku terus berjalan tanpa ada yang mampu menghentikan langkahku. Kuperhatikan jalanan tak ada taxi yang lewat.
                “Fitria… kamu mau kemana malam-malam gini ?” Tanya seseorang yang tiba-tiba menghentikan laju motornya di dekatku.
                “Mas Roby.. Ke Rumah sakit mas… Ayahku kecelakaan, jawabku menahan isak tangisku yang mulai mendera”
                “Yaudah.. mas antarin kamu aja ya… Rumah sakit mana ?”
                “Rumah sakit Budi Utomo”
                Segera kami melaju dengan motor matic mas Roby menyusuri kotaku yang sudah ramai oleh kendaraan-kendaraan pribadi. Mas Roby membawa motornya cukup kencang namun masih bisa terkendali mengerti bagaimana perasaanku yang sedang kalut khawatir dengan kondisi ayah.
                “Sus… Kamar pasien yang bernama Pak Wisnu korban kecelakaan di kamar berapa ?” tanyaku pada resepsionis Rumah sakit dengan penuh kecemasan.
                “Di kamar 56 mbak”
                “Makasih ya.. sus…” jawab mas Roby
                Segera aku dan mas roby mencari kamar yang sudah disebutkan suster. Tiba-tiba ku lihat Om Arman, Tante Susi, Kak Firman, dan Kak Alya sudah berada di luar ruang operasi. Semua dalam keadaan sangat khawatir. Hingga akhirnya dokter keluar dan menggelengkan kepala. Sontak isak tangis pecah saat itu juga.
                “Ayaaaaaaahhhhhhhhh” Ku  berlari menuju ruang operasi dengan tangis yang sudah benar-benar yang sudah menemukan lubang terbesarnya hingga tak dapat ku bending lagi.
                Ku lihat laki-laki tampan itu berbaring dengan kain yang menutup seluruh bagiannya. Ku terpaku dengan pemandangan luar biasa sepanjang sejarah hidupku. Tak ada lagi tempat bagiku untuk mencurahkan seluruh isi hatiku. Setelah mama memilih meninggalkan aku, kak Firman, dan Kak Alya untuk tinggal bersama suaminya di Amerika.
                Kubuka perlahan kain yang menutupi ayah dalam perbaringannya. Mukanya tetap tampan jauh lebih muda dari biasa.
                “Ayah.. kenapa secepat ini ninggalin aku, Ayah gak sayang sama adek… Ayah, lihat ini…. ini naskah pertamaku yah dalam menulis berita. Dan tadi tutornya bilang naskahku yang paling baik Yah, aku pengen ayah orang yang pertama kali lihat dan baca naskah beritaku, tapi ayah gak mau baca…” kataku dengan suara terbata-bata menahan tangis. “Ayah.. bangun yahh… Ayah bangunn…. “
                “Sabar Fit… semua ciptaan Tuhan akan kembali padanya” Kata seseorang yang berada di belakangku dengan menepuk-nepuk pundakku. Namun nyatanya kata-katanya tak mampu menghentikan isak tangisku. Begitu mudahnya orang mengatakan sabar tanpa dia tahu apa yang sedang aku rasakan. Andai dia pernah merasakan apa yang aku rasakan mungkin dia tidak akan semudah itu mengatakan sabar.

Minggu, 14 Oktober 2012

Bosan sama Pacar ???

Dalam setiap hubungan yang namanya pacaran pasti bakalan ada yang dibilang dengan namanya bosan. , bosan dengan sikap pacar, bosan pacaran lama. Mau putus kita yang masih sayang gitu. Jadi bingung kan.. cari cara takut malah salah caranya. 

Buat kamu yang kadang ngerasa bosan sama pacar. buat yang pernah ngalamin yang kya' gitu coba deh buat diri kamu ngerasain hari-hari tanpa dia. Rasa bosan itu juga timbul karena terlalu dilakukan setiap hari. Sms setiap hari, jalan setiap hari, ketemu tiap hari. Maka dari itu coba deh buat kamu yang tanpa dia. Pasti bakalan ada sesuatu yang beda. Bakalan berasa kangen sama dia. 

Hubungan yang tiap hari ketemu itu, kadang juga gak baik lho... Sesekali gak ketemu selama beberapa hari bisa dicoba, biar saat ketemu kita bisa buat sesuatu yang berharga sama pacar... 


Itu aja dulu dehh.. maaf kalau ada salah kata, 
See You Dadaaaa... 

Curhat Tiba-Tiba

dan saat ini aku kangen sama dia... kangen mendadak, kangen tiba-tiba. iyah sama dia siapa lagi. entah yaa aku juga lupa kapan kenal sam dia, kapan mulai temenan sama dia. dan kapan mulai suka sama dia..... 

aku punya arsip, cielahhhb arsip gue bilangnya.. yahh aku punya kya' semacam komunikasi aku sama dia di facebook. dan barang kali itu juga yang buat aku tiba-tiba kangen sama dia. 

aku kangen becandaan lagi sama dia. aku kangen dia sms aku lagi, aku kangen.. aku kangen pertama kali kenalan.. kangen masa itu, kangen sekali... 
dan saat itu masih belum ada rasa seperti saat ini... 

dan masa itu sekarang tak akan pernah   terulang kembali, yahh... bodohnya aku menjadi seperti ini.


Sabtu, 13 Oktober 2012

OSIS

Cieeehh.. cerita soal OSIS apa aja yang mau diceritain yahh... bingung gue, hahaha... Yaudah deh apa yang ada di otak giue aku ceritain
Ehmmm.. jadi OSIS itu singkatan dari Organisasi Siswa Intra Sekolah *Udaaaaahhhh Tauuuuu Kaleeeeee*.. 
Yahh,, biar panjang aja nih cerita gue *ngeles deh*. jadi aku mulai beraksi di OSIS ini udah mulai dari kelas 7 alias kelas 1 SMP. di SMP Negeri 1 Arosabaya. di awal mula terjun di OSIS tuh.. sempet yang bingung gitu. ini gue mesti gimana mesti apa gak tau deh... yah seiring berjalannnya waktu lama-kelamaan ngerti lahh. baru nih di kelas 2 smp gue kepilih jadi ketua OSIS.. Asyikkk, dapat kepercayaan dari semua anggota nuat aku mimpin organisasi yang satu-satunya di sekolah. dan berkat jadi ketua inilah aku berasa jadi artis gitu dehh.. hehee (lumayan banyak yang kenal aku). Yang dulunya pengurus biasa sekarang udah jadi pengurus biasa sekarang udah jadi ketua OSIS. 

Bicara jadi ketua OSIS nihh yaa.. bener sih gak gampang, tanggug jawab sama program itu lho.. Jadi aku tiap malam harus keluar rumah ngerjain proyek, apalagi program yang bentar lagi akan dijalanin. Aku lebih suka terjun langsung ke lapangan. bantu-bantu biar bisa tahu kekurangannya terletak dimana ketimbang terima beres dan terima laporan. apalagi ngadepin pengurus yang *adulhem*.. hehehe.. Yah kita harus maklumin lah.. ini kita juga masih baru belajar.

Dan selama jadi Ketua OSIS ini Thank you so much banget sama Nuri Afif, Popy Megawati, Nur Aini. terutama sih sahabat gue Nuri dia juga bela-belain bantuin aku ngerjain tugas aku. baik bangettt kann

Yaudah.. sekian dulu gak tau mau cerita apa banyak pengalaman deh soal OSIS.. organisasi, kepemimpinan, komunikasi serta kemampuan aku bisa bicara di depan banyak orang itu juga dari OSIS lho.. masih banyak lagi...

See You Next Time...

Di Sudut Kota Lawang

Disudut kota Lawang aku berkisah
Lalu lalang manusia bercerita disini
Teramaram lampu malam juga berkisah menemani malam ini
Suara bising kembali terdengar
Aku menunggumu di sudut jalan ini
Menanti sebuah cerita yang akan ku lukis menjadi disebuah kisah
Kisah engkau dan aku
di sudut kota Lawang

Liburan Coban Rondo, Malang




Salah satu tempat wisata yang ada di kota Batu, Malang adalah air terjun Coban Rondo. tempat ini dibilang cukup jauh dari kota. yah maklum sajalah ini kan kita cari tempat yang istilah inggrisnya Back Nature alias kembali ke alam. Jalanan di menuju air terjun ini bisa dibilang cukup curam karena kita seperti mengitari gunung untuk sampai di lokasi, jadi di sisi akan akan terlihat jurang yang cukup dalam. jadi hati-hati untuk sampai di tempat wisata ini. tapi memang seharusnya dimanapaun kita berliburan tetap harus hati-hati. karena tujuan kita berwisata adalah Refreshing jangan malah membuat masalah baru.

Dengan berjalan sejauh 2 km (kira-kira segitu) dari loket pembelian tiket masuk. kita akan langsung disapa dengan hijaunya pepohonan dan dedaunan khas dataran tinggi. Untuk tiket masuk kalau gak salah sekitar Rp10.000,- per orang hehehe (maap saya lupa soalnya koordinator tiket bukan saya)

Di area wisata Coban Rondo ini juga ada wahana outbound dan tempat untuk perkemahan. kalau tidak salah kakakku waktu malam tahun baru kemah di Coban Rondo ini. bagus lho soalnya bisa lihat kota Batu dari atas gunung. buat kalian yang mau tahun baru disan boleh dicoba. tapi mesti bawa jaket yang tebal soalnya pasti dingin banget .

Setibanya di tempat lokasi air terjun Coban Rondo ternyata sudah banyak pengunjung yang datang ke tempat ini. aku kira karena jalanannya yang terjal gak banyak yang datang ke tempat ini. eehh ternyata lumayang juga lho pengunjungnya. di dekat area paarkir ada banyak penjual makanan juga pikirku sih (ini orang gak capek apa yang angkut barang samapi kesini). hahaha... Yah, namanya juga tempat wisata mana ada yang gak jualan disana.

Belum nyampek di dekat air terjunnya aku malah udah kena rembesan air terjun coban rondo. aku kira itu ujan. dilihat ke atas langit cerah. baru nyadar waktu dikasih tau temenku, wkwkwk *Bego banget*
Nyampek di tulisan "welcom coban rondo" buru-buru deh ambil foto biar bisa dipamerin gitu ke orang-orang.. hahaha *norak banget kan* ambil foto jg mesti cepet" sebelum pengunjung lain pada lewat. kalu kelamaan bisa kena marah orang-orang.

Hati-hati juga yahh.. disini banyak monyet yang berkeliaran lho.. mungkin mereka yang jagain air terjun ini kali yah.. hahaha *sok tau deg gue*.

Ada tempat-tempat yang bisa lho coba buat ambil foto diantaranya sungai yang mengalir, di bawah air terjun langsung, atau kalian cari aja sendiriu mana yang bagus, hehehe.. kalau di bawah air terjun siap-siap aja sepatu lho kotor, atau baju lho basah aja. tapi kalau gak di bawah air terju langsung berasa kurang afdol sih.. hehehe.. yah berkorban dikit gak papalah..

Yah... intinya coban rondo itu bagus kok tempatnya. ngademin banget.. aku udah 2 kali kesana malah.. hahaha *pamer lagi deh gue*
yaudah dehh sekian aja cerita" gue waktu liburan di Batu, Malang lokasi Air Terjun Coban Rondo. kalau mau ajak saya boleh kok. hehe asalkan gratis

Nihh.. Beberapa foto dari Coban Rondo :)











Kamis, 11 Oktober 2012

Kalau Cinta, Kenapa Harus Menjauh


Kulihat mata orang ini dalam-dalam. Dia tersenyum padaku saat aku menghapiri dia yang sedang duduk dibawah mohon mahoni. Itu adalah kebiasaan kak Bagus kala aku meminta bantuannya membahas tugas dari guruku atau kadang hanya melepas lelah saat istirahat atau bercerita tentang kehidupan kita masing-masing. Bagus Maulana Akbar dia adalah kakak kelasku yang sekarang sudah Kelas 3 SMA sedangkan aku masih kelaas 2.
“Kak Bagus gak papa ?” tanyaku saat kulihat ada hal yang aneh dengan kak Bagus
“Memang ada yang salah dengan muka kakak Ndah ?”
“Mata kakak sayu, kakak sakit ?” tanyaku seraya memegang kening kak Bagus
“Kakak gak papa Indah, gimana pelajaran tadi di kelas lancar ?”
“Lancar sih kak, cuman tadi waktu Indah tanya materi yang dijelaskan sama Pak Ilham, Indah belum puas sama jawabannya, malah bilang jam pelajaran udah selesai. Bapak akhiri Wassalamu Alaikum Wr.Wb. Nyebelin banget kan Kak”
“Hahaha… yah kan enak gak usah lama-lama di dalam kelas. Gak usah lama-lama ketemu sama Pak Ilham”
“Oh iya kak, tadi dapat salam dari Anggi, teman Indah itu lho”
“Iya, Waalaikum Salam. Makasih ya Indah”
“Iya sama-sama, kak Bagus gak ada yang tertarik sama cewe-cewe yang tiap hari nitipin salam ke Indah. Anaknya cantik-cantik lho kak kemarin si Mardha, Naysa, Cherly juga nitip salam, gak mau pacaran sama mereka?”
“Kakak tuh Ndah bukan hanya liat mereka dari fisik luar, yang utama itu hati mereka. Mardha, Natasya, Cherly semua yang kamu sebutin kamu itu memang cantik, kakak akuin mereka cantik. Tapi kakak belum ada ketertarikan tuh sama mereka semua”
“kak Bagus masih normal kan ?” tanyaku sedikit serius
“Hah, apa-apaan dikiranya kakak homo apa, kakak masih normal Ndah”
“hahaha.. iya-iya Indah cuman isengin kak Bagus aja, tapi gak ada salahnya kak sambil dideketin juga siapa tahu aja cocok”
“yaudah Ndah pulang Yok, udah siang nih” ajak kak Bagus sambil melihat jam di tangannnya
****

Ku buka jendela kamarku, kulihat pemandangan malam itu terasa begitu indah langit nampak cerah terlihat bintang bertaburan bak padi yang disemai diladang tanam dan malam ini adalah bulan purnama. Kumatikan lampu kamarku untuk membiarkan cahaya rembulan menemaniku malam ini dan menyinari kamarku dari balik jendela.
Dengan gitar hadiah dari kak Dika kala aku berusia 17 tahun ku menikmati malam ini dengan petikan lagu-lagu yang sudah ku hafal. Kak Dika bilang aku berbakat untuk menjadi seorang gitaris terkenal, karena setiap petikan gitar yang aku mainkan mampu membius orang yang mendengarkannya. Ku pikir memang kakakku satu-satunya itu terlalu berlebihan dalam memuji.
Aku sebenarnya juga tertarik untuk main gitar karena melihat Kak Dika dahulu bermain gitar di teras rumah. Usia 15 Tahun awal mulanya aku belajar gitar, dan sekarang aku malah lebih jago dari kak Dika dan kini sering aku tampil di kafe dengan gitarku untuk menghibur para pengunujung.
****

Sudah beberapa hari ini aku tak meliat kak  Bagus di pohon mahoni seperti biasanya. Dan dia tidak pernah lagi menghubungiku seperti biasanya. Akhir-akhir ini kak Bagus seolah menjauhiku. Aku mulai ada perasaan gelisah dengan sikapnya padaku saat ini. Apakah aku ada salah atau tidak padanya.
Kulangkahkan kakiku ke bawah mohon mahoni yang sudah berada di depan mataku. Namun tiba-tiba langkah kakiku berhenti saat kulihat kak Bagus dan Cherly sudah mendahuluiku duduk di bawah pohon mahoni tempat aku dan kak Bagus biasa saling bercerita.
Air mataku tiba-tiba jatuh dengan sendirinya melihat apa yang sudah ada di depan mataku. Tempat itu yang dulu menjadi tempat aku dan kak Bagus kini sudah digantikan dengan orang lain. Dan kak Bagus tidak pernah menceritakan hal ini sebelumnya. Seolah petir tiba-tiba menyambarku. Merusak semua yang aku miliki pada hari ini. Segera ku usap air mataku sebelum ada orang lain yang melihatnya.
“Ternyata ini alasan kak Bagus menjauhiku, tapi kenapa dia mesti ngejauhin aku saat dia dekat dengan cewe lain. Aku butuh dia, aku butuh kak Bagus tapi kenapa dia malah ngejauhin aku” kataku pada diriku sendiri saat aku sudah berada di taman kota menumpahkan semua kekecewaan yang ada, karena entah apalagi yang bisa aku lakukan.
****
Hujan kini mengguyur kawasan rumahku sehingga menambah kegalauan malam ini. Tak dapat kulihat lagi bintang atau rembulan menemani malamku saat ini seperti biasanya. Hanya dinginnya malam yang menemaniku malam ini. Dengan kebingungan akan perasaan saat ini kala kak Bagus dekat dengan Cherly.
“Pantaskah aku marah pada kak Bagus, pantaskah aku memaki-makinya karena dia dekat dengan Cherly saat ini. Bukankah memang aku sendiri yang meminta kak Bagus untuk dekat dengan mereka dan sekarang saat dia dekat dengan Cherly aku harus marah? Kak Bagus bukan pacarku” tanyaku pada diriku sendiri.
“Yah.. kak Bagus bukan pacarku tidak seharusnya aku seperti ini. biarlah dia dengan wanita itu, apa urusannnku, toh itu kehidupan kak Bagus bukan kehidupannku. Kak Bagus memang keren dan memang banyak teman-temanku yang menyukai dia” 
****

           “Halo Indah… sendirian aja nih” Sapa seseorang yang sudah duduk di dekatku. Ku lihat wajah orang ini.
“Iya, ada apa Gun? Gak ke kantin? “ tanyaku pada Guntur
“Nggak, lagi malas ke kantin ”
“Lah, kenapa ?”
“Pengen ngomong sama kamu Ndah”
“Mau ngomong apa, nih buruan mumpung aku ada disini”
“Satnite nanti kamu ada acara gak ?”
“Emmmhh.. gak ada kenapa Gun ?”
“Aku mau ajak kamu jalan-jalan mau?”
“Ditraktir kan ?” tanyaku menggoda Guntur
“Iyahh.. tenang aja kamu mau makan apa, beli apa semuanya aku yang traktir”
“Okee dehhh, aku mau ”
“Yess.. benerankan, yaudah besok malam aku jemput kamu”
             Aku mengangguk, mengiyakan pertanyaan Guntur.
****

Jam 19.00 Guntur sudah berada di depan rumahku.
“Ma… Indah berangkat dulu ya” kataku pada mama sambil mencium tangan mama
“Iya, hati-hati Ndah, sebelum jam 9 harus ada dirumah”
“Okee mama”
Mobil Guntur melaju meninggakan rumahku. Menyusuri jalanan di kotaku malam ini langit cerah, banyak jalanan yang sudah ditempati para pemuda pemudi menikmati malam minggu mereka. Banyak pedagan kaki lima yang sudah mulai melayani para pembeli. Dan kini mobil Guntur berhenti di sebuah rumah makan lesehan. Dan kami berdua lekas turun dari mobil memasuki rumah makan ini. Segera kami memilih tempat duduk yang kami rasa menarik untuk kami tempati.
“Mau pesan apa?” tanya pelayan kafe sambil menyodorkan menu makanan yang ada di rumah makan ini.
“Aku sama aja sama kamu ya Gun, soalnya aku gak tahu menu yang enak apa aja disini”
Segera Guntur memesan makanan untuk kami berdua. Rasa-rasanya anak ini memang sudah sering sekali makan di tempat ini. tanpa waktu lama dia sudah selesai memesan makanan dan pramusaji segera meninggalkan kami berdua
“Kamu sering makan disini ya ?” tanyaku pada Guntur
“Gak terlalu sering juga sih Ndah. Cuma aku selalu membawa orang yang aku sayang ke tempat ini”
“Ohh.. begitu”
Tiba-tiba tanpa permisi dia memeang tanganku sehingga membuatku bingung dengan sesuatu yang bakal dilakuin sama anak ini. “Ndah.. aku mau bilang sesuatu sama kamu. Kalau sebenarnya aku suka sama kamu, udah lama aku memendam perasaanku sama kamu Indah, Cuma kamu selalu dekat dengan Bagus jadi aku gak berani nyatain perasaan aku sama kamu. Inda kamu mau gak jadi pacar aku ?”
“haahh…. Aku, aku, aku gak bisa jawab sekarang Gun, aku gak tahu” jawabku sambil melepas genggaman tanganku dari Guntur.
“Terus kapan kamu bisa jawab Indah ?” tanyanya dengan muka melas
“1 minggu lagi” Jawabku spontan
“Emmhh.. OK aku bakalan tunggu satu minggu lagi tepat jam 8 malam kamu harus ngasih aku keputusan” pintanya
“Iyahh.. Oke 1 minggu lagi”
Di tengah perjalanan pulang tidak ada obrolan antara aku dan Guntur karena kau sudah bingung dengan suasana malam ini. Entah kenapa aku justru memberi tenggang waktu untuk memberi jawaban atas pertanyaan Guntur malam ini. “Apa yang kamu tunggu selama 1 minggu ini Indah?” tanyaku pada diriku sendiri. Tiba-tiba wajah kak Bagus muncul dalam angan-anganku malam itu. Tidak lagi bersamanya membuatku rindu pada kak Bagus, entah berapa lama kita sudah tidak saling berbicara. Aku juga bingung pada perasaanku pada kak Bagus. Apakah ini cinta atau bukan. Aku tidak tahu.
****

                “Daaaarrrr !”
Seseorang mengangetkanku dari belakang saat aku duduk di bawah pohon mahoni. Sontak membuatku kaget dan segera kuliahat laki-laki itu sudah duduk di dekatku.
“Kak Bagus ?”
“Iya, ini aku Indah, kamu kenapa murung aja tiap hari”
“Loh, kak Bagus merhatiin aku tiap hari ?” tanyaku dengan perasaan yang agak gembira
“Yah.. gak setiap hari sih Ndah, mang ada masalah apa sih ?”
“Emmhhh.. aku bingung dengan perasaanku sendiri kak, minggu lalu Guntur nembak aku entah kenapa aku malah meminta waktu 1 minggu untuk memberi jawaban, dan malam ini aku harus memberi dia jawaban kak”
“Hah.. Guntur nembak kamu ?” tanya kak Bagus kaget
“Iya tapi aku bingung, aku gak terlalu yakin sama perasaanku ke Guntur”
“Kalau kamu gak yakin, kam bisa tolak dia kan” kata kak Bagus
“Iya, Indah ngerti kak, hanya saja sekarang ini Indah butuh seseorang yang bisa buat Indah ngelupain orang itu. Dan Indah rasa, Indah butuh Guntur untuk itu, tapi aku takut malah gak bisa menyayangi Guntur setulus hati”
“Jadi kamu, suka sama seseorang sekarang ? Siapa ?“
“He’em.. adalah kak..  seseorang yang pastinya. Terus aku mesti gimana ini kak, Indah bingung harus terima Guntur apa nggak”
Suasana hening kak Bagus tidak langsung menjawab pertanyaannku. Tiba-tiba kak Gagus mengagetkanku dengan pernyataannya.
“Indah, kakak mau jujur sama kamu kalau kak Bagus sayang sama Indah. Udah lama kakak mendam perasaan ini sama Indah, kakak gak bisa nyatain perasaan ini sebelumnya karena kakak takut Indah bakalan ngejauhin kakak”
“Kak Bagus beneran sayang sama aku ?” tanyaku meyakinkan diri dengan apa yang baru saja aku dengar
“Iya Indah, aku serius”
“Tapi  bukannya kak agus sekarang pacaran sama Cherly?”
“Apa Ndah ? Kakak gak pernah pacaran sama dia, kakak cuma deket aja sama dia. Kakak gak pernah nembak Cherly karena kakak sayang sama kamu”
“Terus waktu itu kenapa kak Bagus ninggalin Indah, dan malah milih deket sama Cherly ?”
“Aku bingung Ndah, aku bingung gimana caranya biar bisa ngelupain kamu. Aku pikir dengan deket sama Cherly aku bakalan bisa ngelupaen kamu, tapi ternyata nggak aku tetep gak bisa lupain kamu”
“Kak bagus sendiri nyadar gak sih, sikap kak Bagus ngejauhin aku dan milih deket sama Cherly itu malah buat Indah sakit hati kak, dan membuat Indah baru sadar kalau Indah sayang sama kak Bagus”
“Apa Indah ? Apa yang barusan kamu bilang, Indah juga sayang sama kak Bagus ?”
“Iya Indah gak bohong, dan orang yang pengen Indah lupaen itu adalah kak Bagus gara-gara Indah pikir kak Bagus pacar Cherly”
“Mulai sekarang Indah gak boleh lupain kak Bagus, karena aku bakalan terus ada di samping Indah dan bakalan terus jagain Indah”
Senyum kembali terpancar dari bibirku setelah sekian lama aku malas mengeluarkan senyumku itu karena kak Bagus. Dan sekarang kak Bagus juga yang yang ngebalikin senyum aku.

**** Selesai ****
Follow me @dhofee