Senin, 27 Oktober 2014
Berbeda dengan yang Dilihat
Aku ingin tahu yang sebenarnya :
09.44
Hari terus berganti hari, usia semakin bertambah dan kehidupan
terus berjalan entah sampai pada usia berapa akan berakhir. Semakin bertambah usia semakin banyak orang-orang yang dijumpai,
semakin banyak kenangan yang sudah dilalui. Dan bertahan pada saat ini menunggu
orang-orang baru yang akan dijumpai.
Orang-orang baru, karakter baru, kisah baru, cerita baru. Dengan
mereka aku melihat sisi lain betapa beruntungnya kita, betapa lemahnya kita
karena dia begitu sangat keren. Namun semakin banyak orang yang aku jumpai
itulah semakin banyak orang yang aku kenal. Orang-orang yang ternyata sangat
jauh berbeda dari tampilan fisik dan kesehariannya.
Orang-orang yang terlihat sangat cerewet. Ada adik tingkatku yang
suka berkomentar, aku bilang dia sang komentator. Dan setelah beberapa saat mengenalnya, sesuatu hal yang
tak pernah aku duga sebelumnya. Mungkin ini terjadi secara tidak sengaja. Iya
dia di telfon oleh orang tuanya, ayahnya. Namun dia memanggilnya Abah, dan
ternyata dia adalah seorang keturunan kyai. Dia berbahasa santun dan halus pada
ayahnya. Aku yang aku kira sudah berbakti pada ibuku belum pernah menggunakan
bahasa halus, namun dia yang aku kira tidak pernah peduli dengan bahasa
ternyata hal yang lain dia ungkapkan pada orang tuanya.
Dan hal lain yang gak aku sangka dia dibilang suka PHP
iya (Pemberi Harapan Palsu) ada teman kelasnya yang mengatakan itu. Dia adalah
orang yang memperhatikan sekelilingnya dengan teliti. Memperhtikan karakter
setiap orang, tampilannya dia seperti orang tak pernah peduli dengan yang lain,
namun ternyata dia tahu karakter setiap orang hanya saja tidak pernah dia
katakan. Cuma dia memberi respon yang berbeda pada setiap orang. Dan respon
itulah mungkin yang salah diartikan. Dan inilah uniknya manusia, tidak ada
seorangpun yang mampu menebak isi hati sesorang, dia benci atau dia suka.
Tidak semua sikap yang dia tunjukkan adalah sesuatu hal
yang sebenarnya. Hal ini juga yang kadang
membuatku bingung harus apa. Orang-orang yang terlihat berani menghadapi
masalah, namun ternyata dia takut bahwa apa yang dia lakukan adalah sesuatu hal
yang salah dan membawa dampak buruk baginya.
Dan itulah tidak semua anak yang pendiam itu adalah anak yang
bermasalah, dan tidak semua anak yang bahagia itu adalah anak yang mampu
mengatasi setiap masalah.
Tampilan luar setiap orang berbeda. Dan inilah yang ingin aku
ketahui, hal yang sebenarnya yang mereka rasakan tanpa harus meberi kesan yang
berbeda dan bertolak belakang dengan hati mereka.
Minggu, 19 Oktober 2014
When I'm Alone
Senin,
20 Oktober 2014 Jam 08.02 di Kos Muslimah Perum Trunojoyo Asri No. B11
Selamat
pagiii… Happy Monday, not happy monster day
Pagi
ini aku kembali terbangun, dari tidur malamku. Alhamdulillah aku masih bias
terbangun. Ada hal hal aneh saat aku terbangun… yah seperti aku baru saja
melewati seauatu hal yang besar. Seperti mimpi dengan perjalanan yang seru.
Tapi setelah kuingat lagi, hanya telpon dari mantan ri sekitar durasi 14 menit
tadi malam. Iya… aku masih berpikir kenapa sampai saat ini Palembang dan Madura
teramat jauh. Iya dua pulau, dua selat harus dilewati.
Mengatakan
aku baik-baik saja tentu saja tidak. Iya pada waktu tertentu aku bias baik-baik
saja, namun pada suatu waktu yang lain I’m not Ok, because I’m human. I need
someone to understand me. Yah.. tapi aku gak boleh egois, membuat orang datang
saat butuh dan melepaskannya saat sudah tak lagi memberi manfaat.
Bersamanya
hidup terasa sangat penting, aku dicintai dengan tulus dan tak perlu lagi aku
iri pada wanita-wanita cantik itu karena ada dia yang ada untukku. Namun setiap
keputusan pastilah ada konsekuensinya.
Saat
memutuskan untuk melepaskan sesuatu, hal
yang lainnya dan yang tak pernah kusangka juga pergi. Teman-teman. Ya… sekarang
mereka telah bersama kesibukannya masing-masing, dengan teman barunya masing
masing, dengan hobby barunya masing-masing. Saat ini aku sendiri tak lagi
seperti dulu. Terkadang ini menyenangkan karena aku bias melakukan sesuatu
sesuai dengan apa yang aku inginkan. Tidak lagi harus memikirkan nebang
kesana-kemari. Benar lebih baik sengsara dengan milik sendiri daripada harus
bahagia dengan milik orang lain.
Entah,
kesalahan apa yang pernah aku lakukan terhadap teman-temanku. Atau mungkin aku
sudah tak asik lagi sebagai teman ??? entahlah kita tidak pernah tahu masa
depan, kita tidak pernah tahu berapa suatu hubungan akan bertahan, berapa lama
suatu pertemanan akan bertahan.
Dan
dulu, terasa berbeda dengan saat ini. Setiap cerita selalu aku ceritakan
padanya atau pada teman-temanku. Namun sekarang tak akan lagi sama. Mereka
secara bersamaan telah pergi.
Dan
petanyaannya adalah apakah aku mampu bertahan dengan kondisi ini. I’m strong
but I still need someone. Inilah sebuah perjalanan baru dimulai, marilah terus
melangkah agar tetap bias seimbang
Senin, 06 Oktober 2014
Langganan:
Postingan (Atom)