Sabtu, 21 September 2013

Cinta Tak Mampu Kujelaskan

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 8 malam. Wildan masih menyelesaikan pekerjaannya. Di kantornya tempat dia mengadu nasibnya berharap mampu mengubah perekonomian keluarganya. Ibunya yang selalu mengisi gambar di dompet lusuhnya tetap setia menemani. Itulah terkadang Wildan harus menahan keinginan makannya manakala memandang foto Ibu, ayahnya, dirinya serta adiknya. Entah kapan foto itu diambil. Gambarnya semakin usang namun wajah-wajah dalam gambar tersebut masih nampak jelas terlihat. Ibunya memakai baju muslimah, tampak cantik sekali. Tak kalah dengan ayahnya dengan baju koko warna putih serta sarung motif kotak-kotak. Adiknya Sarah tampak tersenyum lebar saat itu.

Menjadi seorang anak sulung nampaknya memiliki beban tersendiri. Membantu perekonomian keluarga, menjaga ibu serta adiknya. Sudah menjadi tanggung jawab Wildan. Terlebih saat ini. Ayahnya sering kali sakit sehingga tugas dan pekerjaannnya harus dia yang menggantikan.

Tak jarang ibunya selalu menangis manakala melihat Wildan mulai berangkat sambil membawa kue untuk dijajakan dari satu kampung ke kampung yang lain. Sementara teman-temannya yang lain berangkat menggunakan sepeda motor menuju sekolah. Dan nyatalah nasib kehidupan seseorang tidaklah sama. Dan Wildan mengerti akan hal itu bahwa tidak semua yang dia inginkan akan terwujud.

“Bu.. Wildan berangkat ya... Assalamu Alaikum” katanya sambil menyalami tangan Ibunya yang mulai keriput dimakan usia.
“Iya nak, hati-hati.. belajar yang rajin. Biar kamu bisa jadi orang yang sukses kelak” pesan ibunya.

Wildan mulai menyusuri jalanan kota Palembang. Tampak beberapa siswa juga berangkat sekolah. Dalam hatinya dia selalu berfikir jika suatu saat nanti adiknya Sarah tidak merasakan apa yang Abangnya rasakan. Panas, capek selalu menjadi makanan sehari-hari. Dan kala itulah ketika mengingat adiknya yang berada di Pesantren semangatnya bertambah tanpa ada yang mengendalikan. Sarah adik satu-satunya bagi Ilham, wanita yang sangat dia cintai bersama ibunya menjadi wanita terindah dalam hidupnya.

Pacar Wildan tampak menunggunya di gerbang sekolah. Dengan gaya khasnya Aini tersenyum manakala Wildan mulai datang. Aini teman sekolah Wildan namun berbeda Jurusan. 5 bulan sudah Aini menemani hari-hari Wildan. Orang tua Aini sudah mengetahui hubungannya dengan Wildan. Dan orang tuanya nampak setuju karena Wildan adak yang baik dan selalu hormat kepada orang yang lebih tua itulah mungkin alasan mengapa Wildan selalu diterima dengan hati dan terbuka oleh kelurga Aini.

“Nyet, kamu udah daftar SNMPTN ?” tanya Aini
“Belum rut, aku gak daftar kaya’nya ? “ jawab Wildan
“Loh kenapa ?”
“Kasian Ibuku, kalau aku kuliah siapa yang bantuin dia jualan, terus uang tiap semester gimana. Mungkin aku cari kerja dulu, toh aku juga anak SMK kan. Gak bakalan terlambat juga buat kuliah ?” jawabnya apada Aini.
“Hemmm.. yaudah deh”
“Kamu mau daftar dimana ?”
“Aku daftar di sini sama di Jogja, sama ayahku suruh kuliah disana soalnya ada tanteku di Jogja”
“Ohh.. jauh ya..”
“Iyaaa.. tapi tenang deh aku tetap setia sama kamu, kalaupun kita jauh”
*****

“Wildan, belum pulang lho?” tanya Ardy
“Belum Ar, bentar lagi lho udah mau pulang ?”
“Iya gue pulang duluan ya” kata Ardy semabari meninggalkan Wildan.

Tiba-tiba Handphone Wildan berbunyi. Terlihat pesan masuk tempampang di layar. Terlihat nama Curut (Aini) pacarnya mengirim pesan singkat yang membuat hatinya runtuh tiba-tiba.

“Nyet.. udah lama aku gak ngabarin kamu. Aku minta maaf, mungkin ini salahku biarkan dia masuk ke dalam hatiku. Aku gak bisa lagi menjalani hubungan jarak jauh sama kamu. Dan aku pilih Satria disini. Aku harap kamu ngerti. Semoga kamu bisa dapatkan yang lebih baik dari aku”.

Seketika tubuhnya terjatuh lemas di atas lantai, tidak percaya dengan apa yang Aini sudah lakukan padanya. Bersabar dengan sikap  Aini. Karena dia tidak mau menyakiti hati wanita. Wildan percaya pada karma. Dan dia takut kalau adiknya Sarah akan mengalami sakit hati karena laki-laki.
Hari-harinya kini berubah. Tak ada lagi semangat. Dan tak berkeinginan membangun semangat. Dan itu teramat dirasakan oleh sahabat-sahabatnya.

“Lho kenapa Pul, lho ada masalah bilang sama kita ?” Tanya Bagas
“Gue putus sama Aini Bro, dia punya pacar di Jogja. Teman kampusnya” Jawabnya lemas
“Bagus..., gue nyangka juga pasti gitu Pul. Anak Jogja itu keren-keren” jawab Zaini
“Lho, kok ngomong git sih Zai, malah di komporin. Kapan dia yang mutusin lho Pul ?” tanya Ziah
“Dua hari yang lalu Zi.. Dua minggu dia memang gak ngasih kabar ke gue. Gue mikir dia pasti sibuk sama kuliahnya. Tapi gue gak nyangka kalau dia gak ngehubungin gue ternyata dia udah punya pacar disana. Padahal gue udah berusaha buat ngertiin dia”
“Yaudah bro, cewe masih banyak. Ngapain lho mikirin orang yang belum tentu mikirin lho, dia aja selingkuh gak mikir perasaan lho kaya’ gimana” Kata Zaini.

Malam itu mereka pulang lebih cepat dari biasanya. Karena Wildan meminta untuk pulang terlebih dahulu. Sahabat-sahabatnya memperhatikannya dengan wajah yang hampir sama. 2 tahun lebih Aini dan Wildan menjalani hubungan bersama. Pantas saja hatinya teramat terpukul saat Aini memutus hubungan mereka secara sepihak. Terlebih alasannya yang memiliki pacar baru tentu membuat hari Wildan kecewa.

Waktu terus berjalan, detik berganti menit, menit berganti menjadi jam, jam berganti menjadi hari, hari berganti menjadi minggu dan minggu berganti menjadi bulan. 3 bulan sudah Wildan menyandang gelar jomblonya manakalan putus dari Aini. Belum ada wanita yang mampu mengisi hatinya kembali. Meskipun terkadang orang tua Aini selalu menayakannya mengapa tak lagi berkunjung ke ruumahnya. Semenjak putus  dari Aini Wildan memang tak lagi sesering dulu berkunjung ke rumah orang tuanya. Mungkin nyaris tidak pernah lagi.

Kita tidak pernah tahu kapan cinta itu kembali datang, dan kepada siapa cinta itu datang. Sesekali bersenda gurau bersama temannya di jejaring sosial twitter, Wildan tiba-tiba tertarik pada sebuah nama. Seorang wanita yang baginya teramat unik dan cantik. Dia menyukai sepak bola. Jarang sekali cewe menyukai sepak bola. Terlebih idola yang dia kagumi adalah Rivky Mokodompit GK Sriwijaya FC. Club sepak bola asal palembang.

Mengenalnya melalui sosial media dan kemudian menyukainya teramat susah untuk dijelaskan. Tidak pernah bertemu, namun hanya memperhatikannya melalui tweet-tweetnya setiap hari. Orang mengatakan itu cinta gila. Benar saja. Orang bebas mengatakan apa yang mereka pikirkan. Namun inilah cinta yang datang secara tiba-tiba tanpa bisa dia jelaskan bagaimana prosesnya. Semua terjadi begitu saja. Termasuk ketika, Tuhan memudahkan jalan baginya mampu memiliki nomor telfon Adira.

Dan jalan cinta tak semulus jalan tol. Seperti yang orang lain katakan. Tidak mungkin ada cinta tanpa kamu pernah mengenalnya, dan bertemu dengannya. Ibarat kata membeli kucing dalam karung. Foto yang terpampang di ava twitternya barang kali juga bukan foto Adira.

Manakala saat Wildan mengatakan dia menyukai Adira. Pantas saja Adira tak mampu mempercainya. Bagi Adira, mungkin itu juga “Cinta Maya” cinta yang timbul dari dunia maya.

Namun entah apa yang Wildan mampu lakukan lagi untuk membuktikan cintanya pada Adira. Wanita yang mampu membuka hatinya kembali, ketika sudah tertutup karena kecewanya pada Aini.


Mungkin waktu yang mampu menjawab kisah cinta Moh. Wildan Syaifullah Al-Malik bagaimana cintanya akan berlanjut, bagaimana Adira mampu yakin padanya. Atau hatinya akan terbuka kembali pada orang yang lain. Kita tidak pernah tahu kapan dan pada siapa cinta itu akan datang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar