Dulu aku pernah cerita pada saat aku liburan ke Malang, aku
gagal bertemu dengan teman facebookku “Mas A”. Entah bagaimana awalnya
aku malah justru ingin tahu tentangnnya. Aku juga kadang bingung mengapa
bisa seperti ini. Untuk apa ku ingin tahu sesorang yang belum ku kenal
lama, belum aku tahu seperti apa orangnya, dan sifat-sifatnya dan juga
perkenalan hanya berawal dari facebook. Dan itu nyaris tanpa aku tahu
bagaimana awalnya kenapa dia bisa jadi daftar temanku dan sekarang malah
menjadi orang yang aku kagumi, aku idolakan, aku sayangi entahlah rasa
apa yang pantas untuk aku katakana padanya.
Okey, kuceritakan awal ketika aku menyukainya. Berawal ketika aku tahu
sekolahnya dulu lumayan elite menurutku. Pikirku saat itu “pasti ini
anaknya pintar atau kalau tidak kaya”. Sekedar dugaan awal. Dan setelah
aku lihat infonya ternyata tempat dia bekerja adalah di perusahaan
percetakan standart Internasional. Wahh… Keren baru lulus SMK langsung
bisa kerja di tempat yang bagus. Anak lulusan Universitas saja belum
tentu bisa dapat pekerjaan bagus. Dan hal yang membuat aku lebih kagum
adalah ternyata dia bisa bekerja di tempat itu adalah kerena Rekomendasi
Sekolah. Dan opsiku benar dia “Pintar”. Salah satu criteria pacar
idaman yang aku inginkan.
Dan beberapa hal lain dari dia yang sangat aku suka adalah dia “Anak
Sulung”. Kenapa aku suka dengan anak sulung ??? Bagiku anak sulung itu
pengertian dia harus mengerti kondisi keluarga, mengerti bagaimana harus
mengayomi dan menjaga adik-adiknya. Buatku anak sulung juga merupakan
jembatan penghubung komunikasi antara orang tua dan anak. Terkadang
orang tua tidak mengerti apa yang dinginkan anaknya. Mungkin bagi orang
tua apa yang dia mau itu baik namun tidak semua anak bisa menerima hal
itu. Inilah yang menjadi peran aktif seorang anak sulung dimana harus
mengerti kondisi keluarga yang tidak bisa dimegerti oleh adiknya dan
mengerti keinginan dari adiknya sehingga tidak ada salah paham antara
keduanya. Dan terkadang bercerita dengan seoarang kakak lebih nyaman
ketimbang langsung bercerita pada orang tua.
Memang tidak semua anak sulung itu pengertian. Namun bagiku anak sulung
itu secara alamiah akan menjaga, mengayomi, dan mengerti kemauan dari
semua adik-adiknya dan tidak ingin hal buruk terjadi kepada
adik-adiknya. Terutama anak sulung laki-laki biasanya akan lebih aktif
dalam menjaga adik-adiknya terutama adik perempuan.
Dan beban moral yang harus ditanggung oleh anak sulung dimana pasa saat
tertentu mereka harus mengalah untuk adik-adik mereka. Kehidupan
pribadi terkadang juga harus dipending terlebih dahulu untuk kebahagiaan
keluarga. Dan umumnya anak sulung laki-laki itu lebih sayang kepada
ibunya dibandingkan dengan hal apapun. Baginya kebahagiaan ibu adalah
bahagianya. Dan tak aneh memang jika terkadang anak sulung menginginkan
sosok pacar seperti ibunya.
Pernah ada obrolanku dengan “Mas A” dia bilang “aku pengen punya pacar
seperti ibuku Nad”. Ada ikatan emosi yang begitu kuat sehingga anak
sulung begitu menyayangi ibunya. Itulah alasanku mengapa begitu
mengagumi sosok seorang “Anak Sulung”.
Dan berbeda dengan teman sekolahku entah mereka anak sulung atau bukan
aku tidak tahu, namun sepertinya tidak. Pernah ku dengar kabar ada
seorang anak laki-laki yang mengancam ibunya “aku tidak mau sekolah
kalau tidak dibelikan sepeda motor, capek bolak-balik sekolah naik
angkutan umum”. Seorang ibu yang inginkan anaknya bisa memperoleh
pendidikan yang lebih baik darinya memaksanya untuk memenuhi keinginan
anaknya. Namun berbeda dengan kondisi di lapangan adalah motor yang
dibelikan untuk sekolah beralih fungsi menjadi modal untuk
mempertahankan gengsi.
Memang tidak dapat dipungkiri jaman seperti ini ada opsi yang mengatakan
“cewek lihat cowok yang pertama kali dilihat adalah motornya”. Memang
benar kondisi di lapangan menjawab hal itu. Cowok yang punya motor
umumnya lebih cepat punya pacar. Namun bukan berarti yang tidak punya
motor tidak punya pacar. Apalagi kalau cowok yang sudah punya motor dan
memiliki bentuk muka yang bisa dikatakan lumayan. Tidak ada kata sulit
untuknya dalam memilih pacar.
Sebenarnya
kalau mau cari pacar yang baik tidak perlu memperlihatkan apa motornya,
bagaimana mukanya, bagaimana dompetnya. Sekedar tampil apa adanya itu
akan lebih baik, agar dapat dicintai dengan tulus bukan karena ada
apa-apanya. Namun jarang ada orang yang mau tampil apa adanya dalam
memikat hati seorang wanita. Terutama untuk yang masih kategori mencari
pacar bukan mencari istri.
Dan aku
kagum pada “Mas A” yang tampil apa adanya. Entah apa karena aku yang
tidak tahu tapi buatku dia sederhana tidak pernah memamerkan apa yang
dia punya. Cukuplah orang lain yang menilai. Meskipun yang dia miliki
adalah hasil kerjanya. Jarang kutemui seorang remaja 19 tahun tampil apa
adanya meskipun dia sudah sukses dengan usahanya sendiri. Biasanya
anak umur seperti itu yang pernah aku kenal adalah memperkenalkan apa
yang dia punya. Terlebih jika diperoleh dari hasil usahanya sendiri.
Akan tampak terlihat seperti “sombong” dengan yang dia punya. Karena
menurutnya yang dia peroleh adalah usahanya sendiri.
Dan
hal lain yang aku suka adalah dia sopan. Dia selalu tahu batasan yang
harus dia ucapkan kepada lawan bicaranya. Yang terkadang malah membuatku
sungkan.
“Mas A” orangnya taat
beribadah. Pas dengan keinginanku yang bisa membimbingku soal agama dan
juga keinginan ibuku “aku kalau punya menantu minimal harus rajin
sholat”. Bukan tanpa alasan sekarang sholat banyak ditinggalkan terutama
kalau soal urusan duniawi.
Dan seperti
yang “Mas A” pernah katakana saat aku bilang “aku belum bisa jadi cewek
baik soalnya masih belum bisa memakai jilbab”. Namun dia malah bilang
“kalau sholatnya baik, Insya Allah yang lain juga baik Nad”. Menenangkan
hati, dan anehnya semenjak saat itu ketika aku ingat dia kata-kata yang
selalu muncul adalah “kalau sholatnya baik, Insya Allah yang lain juga
baik”. Setidak-tidaknya membuatku lebih tidak menunda-nunda waktu
sholat.
Hal lain yang membuat aku
sangat takjub adalah gaji yang dia peroleh saat bekerja adalah untuk ibu
dan adiknya-adiknya. Mungkin alasan tanggung jawab pada keluarganya
membuat dia harus bekerja seharian untuk ibu dan adiknya. Inilah yang
membuat aku semakin kagum padanya orang pertama yang aku kenal berjuang
untuk membahagiakan orang-orang yang dia sayang. Meski di luar sana akan
ada banyak yang lain seperti dia. Namun dia orang pertama yang mebuatku
takjub dengan usahanya meski di usia 19 tahun.
Dan yang terakhir adalah opsiku soal kehidupan pribadinya. Entah benar atau tidak aku juga tidak tahu.
Bekerja
untuk membahagiakan orang yang dia sayang dari jam 07.00 – 17.00 nyaris
membuat dia bekerja seharian. Kalau menurut pendapatku tidak ideal
untuk seorang laki-laki mencari pacar dengan kondisi pekerjaan yang
sibuk itu. Nyaris tidak ada waktu untuk melakukan pendekatan alias PDKT.
Dan yang aku tahu adalah “Mas A” adalah tipikal orang yang tanggung
jawab atas pekerjaannya. Kalau sudah ada pekerjaan dia akan focus dengan
tugasnya. Dan masalahnya adalah Apakah dalam proses pdkt si cewek mau
menunggu untuk pendekatan ?? Dan proses pdkt itu adalah masa yang paling
indah. Perhatian yang lebih seperti berasa menjadi orang paling
special. Setiap hari dan setiap saat harus standby di dekat ponsel untuk
melakukan komunikasi dalam pdkt. Tapi kalau “mas A” harus selalu dekat
dengan ponselnya membalas sms ataupun menerima telepon setiap saat
seperti proses pdkt pada umumnya macam mana pula sama kerjaannya !!!
Pikirku
sebenarnya kalau mau dia lebih baik kuliah. Jauh tidak memilki waktu
yang terlalu sibuk untuk bekerja. Dan masih ada waktu untuk melalakukan
pdkt. Namun jika seperti itu apa kabar dengan orang di rumah ?? biaya
hidup keluarga, biaya sekolah adik-adiknya, dan juga biaya kuliah yang
harus dia tanggung. Akan menambah banyak pengeluaran setiap bulannya.
Dan semua tanggungan ada di tangannya. Cukup egois memang kalau dia
memilih untuk kuliah sedangkan keluarga memerlukannya untuk bekerja.
Mungkin
bisa saja dia kuliah dan bekerja di tengah jam kosong kuliahnya. Namun
apakah itu cukup untuk tanggungan-tanggungan yang harus dia penuhi.
Inilah
menurutku alasan-alasan dia belum memiliki pacar sampai saat ini.
merelakan keperluan pribadi demi orang yang dia sayang. Namun aku yakin
“orang baik akan mendapatkan yang terbaik” hanya saja waktu yang tidak
mau bersahabat.
Dan cintaku padanya
bertepuk sebelah tangan. Bukan suatu hal yang buruk kalau kita mau
ikhlas dan yakin akan ada yang baik setelah ini. Tapi meskipun aku
mengaguminya dan menyukainya tidak ada alasan baginya untuk suka padaku.
Meskipun semua kriteria yang aku mau ada padanya bukan berarti
criteria yang dia mau ada padaku. Cukuplah sebatas harapan saja yang
kupanjatkan pada Tuhan adalah “Semoga aku mendapatkan pacar yang baik
dan suami yang bisa menuntunku menuju syurga Allah”
Dan
untuk “mas A” “semoga akan mendapatkan pacar yang bisa mengertinyanya,
menerima dia apa adanya, dan memiliki sifat yang seperti ibunya”
Sering
aku bertanya pada hatiku sendiri “Aneh gak sih menyukai sesorang yang
belum ku kenal lama, belum aku tahu seperti apa orangnya, dan
sifat-sifatnya. Entahlah Tuhan yang tahu jawaban dari semua ini. Dan
terima kasih Tuhan mengenalkanku pada sosok seorang “Mas A” seorang
“pacar idaman”. Dan darinya aku belajar untuk ikhlas.
Dan
tanggal 9 Mei 2012 sykur alhmadulillah akhirnya aku bisa bertemu dengan
orang yang aku kagumi. Ku harap ini bukan pertemuan yang pertama dan
yang terakhir.
Untuk “mas A” jangan
minder lagi yah kamu ganteng kog buatku kamu lebih itu malah lebih dari
mereka-mereka. Meskipun kamu bilang baru ibumu dan aku yang mengatakan
kamu ganteng. Pasti banyak orang yang akan mengatakan kamu ganteng,
keren, baik kalau mereka tahu kamu. Tapi yang lebih utama adalah buatku
hati kamu yang paling ganteng J
*Sekian
untuk cerita cintaku saat ini tidak begitu baik dan tidak begitu buruk.
Aku belajar menjadi lebih baik… Semoga dia akan segera dapatkan yang
terbaik. Ending cerita aku gak bakalan bisa sama dia…
BIARKAN TUHAN YANG MENJAWAB CERITA CINTAMU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar