Selesai sudah
perjuangan untuk mengisi soal-soal dalam Ujian SBMPTN tahun ini. 18, 19 Juni
2013 berjuang untuk itu semoga hasil yang dicapai sesuai dengan harapan. Ada di
rumah kontrakan membuatku lumayan betah terlebih dengan penghuni rumah yang
asik, baik, dan menganggapku sebagai seorang adik dan teman bukan seorang tamu
yang umumnya dibuat merasa canggung.
Terbersit
keinginan saat melihat peserta SBMPTN datang bersama orang tuanya, terlebih
bersama ibu mereka. Bukan karena aku yang ingin terlihat seperti anak mami yang
kemana-mana selalu ditemani. Namun terlebih pada doa restu orang tua terlebih
ibu yang tahu bagaimana usaha anaknya saat sudah memasuki ruang ujian. Tentulah
pastinya ibu akan mendoakan sepanjang anaknya mengikuti ujian.
Namun patutlah
aku bersyukur saat Alexander Graham Bell menemukan telepon sebelum berangkat melalui
ponsel adikku aku menelpon ibuku. Ada rasa yang beda, mungkin rasanya itu
pertama akali aku menelpon ibuku sepanjang usiaku yang lebih dari 18 tahun. Restu
ibu bagiku memang adalah yang terpenting terutama saat menjalani ujian seperti
ini.
Sudah menjadi
kebiasaan sejak SMA sebelum mulai ujian pasti minta doa ibu, dan sekarang
menular kepada adikku. Memang doa ibu sekali-kali jangan pernah dianggap remeh.
Memang benar restu ibu juga adalah restu Allah. Ada saja jalan kemudahan yang
Allah kasih kalau sudah ibu merestui dengan setulus hati.
Jadi buat
teman-teman, mulailah kebiasaan cium tangan orang tua sebelum berangkat, minta
doa dan restu orang tua terutama ibu. Namun saat ibu dan bapak tidak merstui
pasti akan ada saja halangan meskipun itu sudah kita persiapkan dengan baik.
At last semoga
usahaku agar dapat kuliah tahun ini di Perguruan Tinggi Negeri mebuahkan hasil
. Setelah setahun lalu gagal kuliah karena tidak mendapat restu orang tuaku.
Padahal sudah diterima. Sedih sih iya, cuman inilah yang terbaik. Believe it J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar